Demak- Meski saat ini hujan masih mengguyur dan proses pembuatan garam belum dimulai namun harga garam justru anjlog. Tradisi harga garam naik di musim penghujan kini tak lagi dinikmati petambak garam. Dulu jika musim hujan harga garam dipastikan naik karena stok dipasaran berkurang.
“ Boro boro harga naik stabil saja seperti ketika panen tahun lalu sudah bagus . Kini harga tak naik malah anjlok terus. Awal panen harga garan disini 100 ribu -125 setiap kwintalnya. Kini pewngepul hanya menghargai 60 ribu -70 ribu setiap kwintalnya “, kata H.Ali maksum salah satu petambak garam dari desa Kedungmutih pada kabarseputar muria.
H.Ali maksuim menambahkan kualitas garam yang dihasilkan petambak kini sudah bagus tidak seperti dulu. Penggunaan membrane membuat garam warnanya putih dan bersih. Namun sayangnya kenaikan kualitas ini tidak sebanding harga jual garam yang terus anjlog. Padahal biaya operasional garam lebih banyak tidak seperti dulu.
“ Dulu sebelum penggunaan membrane memang biaya operasioanal garam sedikit. Namun setelah menggunakan membrane biaya operasonal garam naik . Bayangkan saya satu lembar membran harganya sampai 3 juta rupiah. Kalau satu lahan menggunakan 5 lembar atau lebih berapa biaya yang dikeluarkan petambak. Belum harga sewa yang terus naik “ tambah haji Ali.
Haji Ali maksum berharap pemerintah membantu petambak agar harga garam stabil seperti dahulu. Misalnya kalau impor garam ya harus di batasi sesuai dengan kebutuhan . Anjlognya harga garam menurutnya dipicu oleh masuknya garam impor. Kalau garam local stok masih banyak ia berharap impor dikurangi atau menurut kebutuhan.