Demak – Salah satu cirri kehidupan orang jawa dari dulu hingga sekarang yang masih dilestarikan adalah budaya gotongroyong. Meski saat ini mulai berkurang namun di desa Kedungkarang kecamatan Wedung masih tetap dipertahankan warganya. Seperti yang terlihat di hari Minggu  kemarin di desa ini ada sekitar seratus lima puluh warga yang mengadakan kegiatan gotong royong membuat pondasi Musolla.

Dengan suka rela warga datang ke tempat kemudian melakukan tugasnya masing masing sesuai dengan arahan pimpinan proyek. Mereka bekerja sesuai dengan tugasnya masing masing ada yang mengangkut batu , mengangkut pasir , membuat adukan dengan mesin molen, dan bagian membuat pondasi musholla. Semua bekerja bergerak bersama sama sehingga pekerjaan bisa selesai dengan cepat.

Abdul hadi Thosin pengasuh Pondok Pesantren Thoriqul Huda yang menggerakkan warga untuk bergotong royong membuat musholla “Sabiilul Huda” . Musholla ini nantinya akan digunakan untuk sholat jamaah warga sekitarnya dan juga untuk kegiatan santri karena sebelah musholla nantinya akan berdiri Pondok Pesantren cabang dari Ponpes yang sudah ada. Tanah yang digunakan untuk musholla adalah tanah wakaf.

“ Untuk tanahnya ini tanah wakaf dari warga yang digunakan untuk musholla , sedangkan untuk bangunannya kami yang mencari donatur para aghniya’ dimana saja berada. Oleh karena itu bagi yang ingin berdonasi kami menerima dengan tangan terbuka “, kata KH.Abdul Hadi yang juga di kenal sebagai Mubaligh.

Untuk jadi dengan sempurna setidaknya membutuhkan dana sekitar lima ratus juta rupiah. Untuk tahap pertama ini dilakukan pembuatan pondasi lebih dahulu. Selanjutnya jika ada dana dari donasi masuk pembangunan ini akan dilanjutkan secara bertahap. Ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga desa Kedungkarang yang dengan suka rela membantu untuk pembuatan musholla Sabiulul Hadi.

“ Kita ucpkan terima kasih pada seluruh warga yang ikut dalam kegiatan gotong royong pembuatan pondasi musholla ini , tanpa bantuan mereka pekerjaan yang besar ini tidak bisa selesai dengan cepat. “, tambah KH. Abdul Hadi Thosin . //MUIN//