Demak – Meskipun saat ini sudah memasuki musim penghujan namun ada petambak garam Demak yang masih bisa memanen garam di lahannya. Meskipun baru tahap lahan percontohan namun pada bulan Desember ini bisa di panen garam dengan kualitas bagus. Garam di panen dari simpanan air tua dari lahan petambak garam yang mengikuti Pelatihan Garam Industri yang difasilitasi oleh Dr. Sudarto, MM pakar garam Indonesia.

“ Ya ini salah satu lahan yang dijadikan percontohan pelatihan garam Industri yang diadakan pak Darto . Kolam penyimpanan air tua ini sudah beberapa kali diambil garamnya . Meski hujan lebat saya masih bisa memanen garam seperti ini “, kata Haji Salman petambak garam dari desa Kedungmutih kecamatan Wedung pada kabarseputarmuria Sabtu (9/12).

Salman mengatakan lahan garam seluas dua haktaran ini ini yang dijadikan lahan percontohan baru dua puluh lima persen saja. Sisanya penggarapannya masih biasa yang diberi geoisolator hanya meja kristalisasi saja. Namun jika menggunakan system yang baru ini mulai dari meja penguapan sudah menggunakan geo isolator saja. Melihat hasil percontohan yang bagus tahun depan ada perluasan lahan menggunakan metode baru.

“ Selain bisa panen di musim hujan . kualitas garam yang dihasilkan dari lahan percontohan ini kualitasnya bagus sehingga ke depan garam ini bisa dijadikan sebagai substitusi garam import. Yang lebih menguntungkan lagi harganya akan lebih bagus dari garam hasil teknologi lama “, tambah Salman yang juga diiyakan Musa Abdillah adiknya

Musa Abdillah yang Ketua Koperasi Produksi Garam Roda Bersama Abadi (ROMA) mengatakan tahun 2018 ini sekitar 50 petambak garam di desa Kedungmutih dilatih oleh Pak Darto Pakar Garam Indonesia teknologi baru pembuatan garam Industri. Sehingga saat ini di desa Kedungmutih sudah ada Komunitas Produsen Garam Industri . Diharapkan tahun depan mereka bisa membuat garam industry sesuai arahan pak Sudarto.

“ Melihat keberhasilan lahan percontohan ini , mereka kelihatannya akan mentranfer teknologi baru ini untuk diterapkan di lahan masing-masing. Untuk hasil produksinya saya selaku koperasi siap memasarkan garam mereka ke pabrik pabrik yang membutuhkan “, kata Musa Abdillah.

Dari segi harga Musa yang sudah lebih 10 tahun men jadi petambak garam optimis jika harga garam yang diproduksi dengan teknologi baru ini harganya lebih mahal. Oleh karena itu ia mengajak kepada seluruh petambak garam untuk alih teknologi pembuatan garam dengan system yang baru yaitu penggunaan geoisolator yang disempurnakan.(Muin)