Jepara – Besok pagi berlangsungnya ajang pemilihan petinggi di sejumlah desa din kabupaten Jepara . Ada yang menarik di desa Surodadi kecamatan Kedung salah satu calon Petinggi berkomitmen tidak bagi bagi uang dalam menarik pemilih. Ia hanya mengandalkan program satu dua yang digagasnya untuk menyejahterakan seluruh warga desa Surodadi . Program itu adalah satu RW dapat bagian dua bengkok dari tunjangannya dan juga 1 Masjid mendapatka dua bau . Program itu akan direalisasikan ketika ia di lantik menjadi Petinggi desa Surodadi ketika terpilih nanti.
Sokhib mengatakan program itu diluncurkan karena ia sangat galau dengan pelaksanaan pemilihan petinggi yang selalu di warnai dengan money politic atau aksi bagi bagi uang oleh para calon petinggi. Pemilih tidak melihat kualitas calon petinggi namun pemilih hanya memilih para calon berdasarkan jumlah uang yang di bagi. Oleh karena itu ia mencoba untuk mengubah prilaku itu dengan mengajukan program satu dua.
“ Dalam pemilihan petinggi ini saya memang benar-benar tak bagi uang , selain itu kampanyepun tidak saya lakukan karena model karnaval yang sifatnya hura –hura. Rumah saya pun saya buka baru tiga hari menjelang coblosan . Ini saya lakukan untuk menghindari money politic.”, kata Sokhib yang dihubungi kabarseputarmuria.com.
Sokhib mengatakan awalnya ia tak tertarik ikut calon petinggi , namun ketika melihat calon yang tampil adalah figure yang belum berpengalaman dalam pemerintahan desa iapu akhirnya ikut mendaftarkan diri. Ia tahu konsekwensi mendaftarkan diri menjadi calon Petinggi butuh biaya besar , namun itu tidak menjadi halangan. Ia jual mobil avanza dan laku Rp 100 jutaan. Yang Rp 50 juta ia gunakan untuk biaya ibadah umroh bersama istrinya , sedangkan sisanya Rp 50 juta untuk biaya pilihan petinggi.
“ Alhamdulillh uang Rp 50 juta yang saya persiapakan untuk ikut pulpet ini , sampai saat ini masih sisa Rp 20 jutaan. Yang Rp 30 jutaan sudah habis untuk biaya mulai pendaftaran , dan lain lain sampai saat ini. Sisa Rp 20 juta akan saya gunakan untuk obar abir jelang pilpet dan juga acara hari H “, tambah Sokhib.
Dengan komitmen tak bagi bagi uang itu memang membuat dirinya tak nyaman dalam ikut pilihan petinggi . Suara –suara tidak enak kadang terdengar di telinganya . Awalnya ia cuek tak menghiraukannya , namun kadang juga panas jika terus mendengarnya. Padahal dia mencoba untuk kompetisi pilihan petinggi secara sehat. Ia berharap pemilih memilih calon petinggi bukan karena iming-iming uang . Namun dari kualitas dan kemampuan calon petinggi itu.
“ Kalah atau menang harus saya terima dengan lapang dada . Namun dalam posisi ini jika diukur dengan uang saya sudah kalah duluan . Namun demikian saya mencoba untuk bertarung secara fair sesuai dengan aturan . Jika saya menang itu rejeki saya dan ini menjadi momen yang istimewa di ajang pilpet Jepara tahun 2018 ini , kata Shohib menutup sua. (Muin)