Jepara – Desa Gerdu kecamatan Pecangaan saat ini merupakan salah satu desa sentra peternakan kerbau . Di Desa yang dikenal Bendung Kembang kempisnya dan juga jembatan goyang seribu ini ada sekitar 25 warga yang mempunyai profesi sebagai peternak kerbau. Kandang kerbau terletak di seberang sungai SWD 2 letaknya tepat di bawah tanggul.
Dulu sebelum di pindah di tempat yang baru , kandang kandang kerbau dibuat di bawah jembatan mbungpis. Namun karena tanah tersebut masuk desa Kaliombo selanjutnya kandang kandang kerbau di pindah ke tanah milik desa Gerdu.Kandang kandang bentuknya sederhana berdinding bamboo , beratap gentingh dan tiang ada yang berupa bamboo , kayu dan beton.
“ Saya beternak kerbau ini sudah lebih 10 tahun , dulu awalnya hanya satu ekor saja , namun setelah ada rejeki terus bertambah kini kerbau saya 4 ekor . Peternak disini sudah tergabung dalam kelompok ternak kerbau “, kata Pak Mustam (55) warga desa Gerdu RT 03 RW 01 pada kabarseputarmuria Minggu (4/11) .
Pak Mustam yang anggota Kelompok Ternak Kerbau “Karyo Tulodho” mengatakan , setiap kandang kerbau di desa Gerdu ini berisi 4-9 ekor kerbau. Sehingga jika dihitung kerbau yang diternakkan di desa Gerdu ada 100 ekor lebih. Kerbau kerbau itu mulai dari bibitan seharga Rp 4 jutaan sampai dengan kerbau dewasa yang siap konsumsi seharga Rp 20 jutaan.Kerbau kerbau itu dipelihara di kandang dan juga dilepaskan ke sungai untuk berkubang dan mencari pakan
“ Pagi hari sekitar jam enam pagi semua kerbai disini dilepaskan ke sungai SWD 2 , setelah satu jam di sungai dan merumput kemudian kembali dimasukkan dalam kandang. Pakannya ya rumput , batang padi dan juga jagung “, kata Pak Mustam.
Beternak kerbau menurut pak Mustam bisa menambah penghasilan keluarga selain sebagai petani. Adapun panen ternak kerbai ini biasanya pada waktu hari kurban dan juga orang ramai punya gawe atau hajatan. Kerbau yang besar dan telah menghasilkan atau menguntungkan di jual kepada para pengepul . Uang dari penjualan itu digunakan untuk menutup kebutuhan rumah tangga. Sedangkan sisanya dibelikan anakan untuk dipelihara kembali.
“ Beternak kerbau kalau untuk sambilan pasti ada untungnya , karena pekerjaan kita sebagai petani padi tidak terganggu. Selain mudah memeliharanya orang setiap waktu mencari kerbau untuk kurban atau punya hajat.”, tambah Pak Mustam
Soal bantuan dari pemerintah kepada peternak Pak Mustam dan temannya Pak Muhtar mengatakan. Dulu memang sudah ada pinjaman dana bergulir dn juga bantuan bibit ternak , Namun demikian kini sudah berhenti.Oleh karena itu ia berharap pemerintah bisa menggelontorkan dana kembali diantaranya untuk membangun jalan depan kandang yang masih becek jika musim penghujan. Seain itu juga tangga untuk naik turun kerbau dari kandang ke sungai yang jika musim penghujan juga licin.(Muin)