Jepara – Warga desa sejak dulu menerapkan asas gotong royong dan social dalam setiap pekerjaan . Sampai sekarang sifat itu masih ada terutama yang berkaitan dengan duka cita seperti halnya penguburan seseorang. Di desa Tedunan kecaman Kedung misalnya kegiatan pemakaman dilakukan dengan suka rela oleh warga desa.
Tidak ada kelompok atau persatuan tertentu , namun semua warga yang punya tenaga bisa datang ke pemakaman untuk menggali makam keluarga atau tetangganya. Jika ada satu orang yang meninggal setidaknya ada 10 -15 orang yang datang ke pemakaman untuk ikut membuatkan makam pada almarhum atau almarhumah.
“ Ya sejak dulu warga disini kalau ada yang meninggal dunia maka , ada beberapa warga yang datang ke makam untuk menggali makam . Namun penggalian ini sepengetahuan keluarga yang meninggal agar sesuai dengan keinginan keluarga yang meninggal “, kata Musthofa warga desa Tedunan pada kabarseputarmuria.
Musthofa menjelaskan , kedatangan warga penggali kubur itu dengan spontan setelah ada berita kematian dari masjid. Merekapun datang dengan membawa peralatan seperti pacul ,sekop dan yang lainnya. Jika musim hujan perlu pompa air maka wargapun membawa mesin untuk memompa air dari dalam galian.
“ Makam di sini kalau musim kemarau kering tak berair , namun jika musim hujan kadang ada sumber airnya sehingga perlu mesin untuk menyedot air . Desa sudah sediakan mesin kecil untuk kuras galian makam,”tambah Musthofa.
Untuk kegiatan gali kubur makam ini para penggali makam merelakan tenaga secara cuma cuma sebagai perwujudan kesetiakawanan social. Mereka bekerja mulai dari menggali makam kemudian menunggu jenazah datang. Setelah jenazah dimasukka ke dalam liang lahat. Merekapun bekerja kembali untuk menutup galian makam sampai rapi.(Muin)