Jepara – Di setiap desa ada tempat yang dikeramatkan entah itu berupa makam atau petilasan. Di desa Sowan Kidul kecamatan Kedung . Ada satu makam yang dikeramatkan oleh warga setempat. Makam yang di naungi dua pohon besar . Usia makam ini sudah ratusan tahun dan orang menyebutnya makam Mbah Kopek atau Ngopek. Mbah Kopek ini adalah wali perempuan yang dulu diyaqini yang menyebarkan agama Islam di desa ini.
Menurut Juru Kunci makam KH Masduki. Makam Mbah Kopek Sentono (Ngopek) atau Mbah Mboyan ini Terletak di Rt. 01 Rw. 01, Sowan Kidul, Kedung, Jepara. Makam Mbah Kopek, menurutnya sudah ada sejak dahulu. Namun, dari angka batu nisan yang ada, Mbah Kopek wafat tahun 1419 Masehi.
Soal asal usul Mbah Ngopek Setono, Kiai Masduki belum bisa memastikan. Namun, berdasarkan temuan jenis batu nisan 7 tahun lalu (2009), lanjut Kiai Masduki, kemungkinan besar asalnya dari daerah Jawa Timur. Sowan Kidul didatangi karena konon banyak para wali tinggal di sana waktu itu dan disebut kampung wali.
“Dulu ketika akan dibangun, makam Mbah Kopek digali hingga 1 meter karena tertimbun tanah dan pohon-pohon besar. Namun, tanpa sengaja, pada kedalaman 90, nisan ini ditemukan warga,” kata Kiai Masduki sambil menunjukkan bentuk nisan dimaksud. Ini gambarnya:
Disebut Ngopek karena sosoknya konon dulu sering pakai kemben (pakaian perempuan Jawa kuno) hingga kelihatan bagian payudaranya. Orang-orang Sowan menyebutnya “kopek”. Ada juga yang menyebut “kopek” berasal dari bahasa Arab kufuwun (cukup). Disebut demikian karena Mbah Kopek selalu mencukupi kebutuhan umatnya. Keseharian Mbah Kopek dulu suka bertani bersama rakyat. Itu cerita yang didapat dari orang-orang kuno secara turun temurun.
Dalam berdakwah, Mbah Ngopek menggunakan bahasa-bahasa laku. Menurut Kiai Masduki, Mbah Mboyan alias Mbah Ngopek suka membagi-bagikan kain rukuh kepada masyarakat sekitar agar mau menjalankan shalat. Tentu yang menerima adalah kaum perempuan. “Mbah Kopek itu kaya,” ujarnya.
Sebelum dibangun seperti sekarang, makam Mbah Kopek terkesan tidak terawat. Begitu pula makam suaminya, Mbah Nggiri. Yang pertama memberikan pathok makam Mbah Kopek namanya Mbah Sarbini, warga setempat, sekitar tahun 40-an. Lalu dibuat kijing sederhana oleh Mbah Sukawut (alm). Makam Mbah Nggiri hingga sekarang tidak dikijing dan diatap karena belum waktunya.
Selama tiga tahun, batu bata yang dari Kiai Masduki hanya nganggur di depan makam. Mbah Kopek belum memberikan ijin makam dibangun. Padahal, makam itu seharusnya dibangun lebih luas agar antara laki-laki dan perempuan tidak ikhtilath (bercampur) saat ziarah. Tentu yang disalahkan masyarakat adalah kiai-nya jika terus demikian yang terjadi. Begitu kata Kiai Masduki.
Karena tidak segera mendapatkan petunjuk, Kiai Masduki tawasulan ziarah ke Makam Mbah Sunan Giri, Maulana Malik Ibrahim atau Maulana Ainul Yaqin, konon Guru Mbah Nggiri, suami Mbah Kopek. Saat ziarah itu, ia mendapatkan isyarah jelas. Di telinga, terdengar perintah: “Sareane Mbak Ngopek Dibangun!”
Segera setelah pulang, Kiai Masduki mengumumkan kepada warga. Sumbangan material mengalir tanpa komando. Warga yang diminta menyumbang pasir satu dam, banyak yang nambah hingga 3 dam. Awal membangun pondasi dimulai bulan Sya’ban atau Ruwah, pada bulan Syawwal sudah ngekap (pasang genteng atap). Kayu bangunan makam pun semuanya dari Bengkire dan Jati.
Soal karomah, jangan diragukan. Makam Mbah Kopek yang ada di Timur Sungai Kedung Bule ini pada tiap Senin dan Kamis Pon ramai diziarahi warga setempat dan luar daerah. Banyak tamu yang datang sembari membawa sedekah dan makan-makan dari rumahnya ke sana. Niatnya ya tawassulan dan tabarrukan.
“Kalau saya dimintai tolong orang, saya suruh ziarah ke sini, sedekah makan-makan ala adanya dan saya suruh ambil kerikil makam Mbah Kopek satu untuk dibawa pulang,” ujar Kiai Masduki.
Kesaksian Kiai Masduki, ada orang stres yang tawassulan ke Makam Mbah Kopek, sembuh. Tetangga desa sebelah, yakni Dongos, ada yang divonis dokter harus operasi. Namun, berkah ziarah dan tawassulan, vonisnya dibatalkan. Ada juga yang ingin suaminya kembali setelah sekian lama tidak pulang, ia hasil maksud setelah ziarah. Bahkan, pernah ada yang kesusahan kena hutang 500 juta akhirnya terbayar berkah tawassulan ziarah. Semua atas kehendak Allah.
Pernah pula ada tamu dari Kendal yang minta ijin ziarah dan menginap beberapa malam di Makam Mbah Kopek. “Saya menyarankan banyak orang yang datang ke saya agar ziarah ke Makam Mbah Kopek niat tabarruk dan tawassul serta nadzar hajat,” papar Kiai Masduki.
Nah Bagi anda atau siapa saja yang ingin ngalapmbarokah sekaligus napak tilas perjuangan mbak Kopeki ini bisa berziarah ke makam ini adapun lokasinya cukup mudah. Buka google map tulis Makam Mbah Kopek Sowan secara olangsung map akan menunjukkan makam ini. Makam ini terbuka 24 jam .
Anda bisanaik motor atau mbil ziarah ke makam ini .Sesampai di makam ini adanda bisa langsung ziarah ke makam. Pintu tertutup namun tidak terkunci sehingga anda bisa masuk berziarah. Tempatnya cukup luas jika kurang bersih anda bisa membersihkan sendiri . Setelah berziarah tolong pintu ditutup kembali.( Sumber info :Duta Islam/M.Badri)