Jepara- Hari Minggu (14/10) Pantai 1000 Ranting desa Panggung menjadi ajang lomba Layang Layang yang diikuti ratusan peserta dari kota kota di Pulau Jawa. Salah satu peserta local Jepara adalah Rifai (63) pensiunan guru Seni yang aktif sebagai penggemar sekaligus pembuat layang layang. Di ajang lomba ini Mbah Rifai menciptakan layang layang Petambak Garam sedang mengangkut garamnya.

“ Ide awal membuat layang bergambar petmbak garam mengangkut garam ini berawal dari lokasi tempat dilangsungkannla lomba adalah desa sentra penghasil garam di Jepara. Nah itu awal ide pembutan layang layang ini “, kata Mbah Rifai pada kabarseputarmuria.

Mbah Rifai yang sudag melanglangbuana mempromosikan layang layang hampir ke selruh wilayah Indonesia menambahkan, pembuat layang layang seperti dirinya harus kreatif menciptakan hal yang baru. Dulu layang layang kebanyakan simetris bila ingin bisa diterbangkan. Namun ia mematahkan itu semua . Tanpa rumus simetrispun ia bisa menerbangkan layang layang berbentuk manusia ini.

Dengan menggunakan kemampuannya membuat layang layang puluhan tahun , iapun membuat layang layang petambak garam. Bentuknya adalah manusia sedang mengangkut garam dengan keranjang di kiri dan kanan. Bentuknya tidak simetris karena sisi kiri dan kanan tidak sama lebarnya. Namun dengan keahliannya membuat layang layang meskipun tidak simteris layang layang bentuk petambak bisa melayang sampai tinggi.

“ Ya kalau dihitung biaya yang kita keluarkan bahan saja sudah Rp 800 ribu , sehingga kalau sudah jadi seperti ini harganya paling tidak ya satu jutaan lebih .Karena layang layang ini kita kerjakan kurang lebih empat hari “, tambah Mbah Rifai.

Keahlian membuat layang layang berawal ketika kecil . ia melihat ayahnya membuat layang-layang untuk dijual keliling desa. Mulai dari itulah ia belajar membuat sendiri dengan bimb ingan ayahnya. Iapun keluar masuk kampung untuk menjajakan layang layang buatan ayahnya itu. Sepeninggal ayahnya iapun mengembangkan kemampuannya dengan membuat layang layang yang unik. Bahannyapun berkembang dari kertas menuju ke kain atau bahan lainnya.

“ Alahamdulillah dari hoby membuat layang layang menjadikan saya bisa kunjungi kota kota dari Ujung Aceh sampai ujung Papua. Bahkan saya juga pernah mewakili Indonesia di ajang lpmba layang layang Asia di Malasyia dan Brunai Darussalam. Semua itu berkat cinta pada layang-layang”, kata mbah Rifai.

Layang Layang berbentuk petambak garam ini cara menerbangkannyapun mudah hanya dua orang bisa dengan cepat melaju ke angkasa. Setelah diatas kondisi Layang layang ini juga tidak banyak bergerak sehingga mengendalikannyapun tidak sulit. Oleh karena itu ia berharap jejaknya membuat layang layang unik diikuti oleh teman-temannya.

“ Kalau saya jika ada layang layang yang menggunakan sayap terbang dengan mudah tidak aneh itu . Yang aneh dan unik adalah Layang-Layang yang tidak bersayan ,tidak simetris namun mudah menerbangkannya ‘, tambah Rifai.

Ia berharap ajang lomba Layang Layang ini sering diadakan agar pecinta layang layang tumbuh sifat kreatifitasnya. Selain itu juga menghibur kepada seluruh warga masyarakat yang melihatnya. Oleh karena itu ia berharap pemerintah daerah Jepara untuk mengembangkan kreatifitas pecinta layang layang Jepara. Misalnya dengan memberikan sponshorsip kegiatan lomba layang layang dimanun berada tingkat nasional maupun internasional.

“ Kita mempu untuk membuat Layang layang yang bagus dan juara ,namun ketika ada lomba biasanya kita terkendala soal pendanaan pengiriman altit dan kebutuhan lainnnya. Mohon pemerintah daerah bisa memfasilitasi jika ada even lomba Layang Layang di luar kota, luar propinsi maupun internasional “, kata Mbah Rifai yang rumahnya di desa Mantingan kecamatan Kedung kabupaten Jepara. (Muin)