Demak – Musim kemarau bagi warga pesisir Wedung Utara yang ada di desa Babalan , Kedungmutih, Kedungkarang masalah air bersih tak menjadi masalah seperti dulu . Ketiga desa ini beberapa tahun lalu sudah dialiri air bersih dari PDAM kabupaten Demak. Sehingga kebutuhan air untuk mandi dan mencuci sudah tercukupi .
Namun demikian untuk kebutuhan minum dan memasak masih banyak warga yang membeli air bersih dari penjaja air yang keliling setiap harinya. Mereka langganan air bersih keliling yang diambil dari Jepara ini untuk kebutuhan minum dan memasak. Seminggu sekali setidaknya mereka membutuhkan air 4 jerigen air dengan harga perjerigen Rp 3.000.
“ Air dari keran ini tidak layak untuk minum dan memasak mas , pernah saya coba tetapi tidak enak rasanya jadi ya saya gunakan untuk mandi dan cuci cuci saja. Untuk memasak saya beli air dari tukang air keliling . Satu kali beli Rp 12 ribu dapat 4 jerigen “, kata Hamidah warga RT 02 RW 02 desa Kedungmutih pada kabarseputarmuria.
Hamidah yang sehari-harinya jualan nasi di pasar Baru desa Kedungmutih mengatakan, adanya air PDAM sangat membantu warga . Dulu sebelum ada air dari PDAM Demak jika kemarau semua kebutuhan air membeli dari tukang keliling . Mulai dari Mandi , cuci , minum dan masal semua beli. Namun kini hanya air untuk memasak dan minum saja yang membeli.
“ Ya dulu ketka belum ada air PDAM jika kemarau satu bulan beli air mencapai dua ratus ribu sebulan kadang lebih. Namun sekarang bayar pam perbulan paling banyak Rp 50 ribu sedangkan beli air jrigen sekitar Rp 50 ribu. Ya masih irit sekarang “, kata Hamidah.
Hal sama juga dikatakan Muktafiyah (35) warga RT 11 RW 01 desa Kedungmutih air PDAM Demak yang mengalir ke rumahnya hanya digunakan untuk mandi dan mencuci saja . Kebutuhan air untuk minum dan memasak ia beli dari tukang air keliling . Setiap bulan ia hanya butuh Rp 15 ribu rupiah untuk membeli air jrigen keliling . Ia tinggal berdua dengan suami saja , sehingga kebutuhan air tidak begitu banyak.
Adanya warga yang masih membeli air bersih ini merupakan rejeki tersendiri bagi Rohman warga desa Kedungmutih RT 08 RW 02. Jika musim kemarau tiba ia mempunyai pekerjaan sambilan sebagai penjaja air keliling. Dengan sepeda motor bututnya ia angkut air dari desa Kedungmalang Jepara . Sekali angkut ia membawa 4 jirigen air dengan isi sekitar 40 liter.
Satu kali angkut ia mendapat upah dari warga Rp 12 ribu . Rata rata setiap harinya ia bisa mengantar ke rumah warga 7-8 kali dimulai jam 6 pagi. Dari desa seberang satu jrigen air ia membeli Rp 750 rupiah atau Rp 3.000 perempat jrigen. Sehingga setiap satu kali antar ia mendapatkan upah 9 ribu rupiah.
“ Ya yang namanya kerja kadang ramai kadang juga sepi . Jika ramai setiap harinya bisa dapet Rp 100 ribuan . Jika sepi tidak ada permintaan ya Rp 50 ribu dapat. Alhamdulillah kerja sambilan ini sudah saya jalani lima tahun lebih “, papar Rohman. (Muin)