Jepara – Selain menggunakan arad atau pukat yang boros dalam pemakaian BBM alat yang ramah lingkungan dan hemat BBM adalah Dogol. Dogol adalah alat tangkap ikan khususnya teri berupa waring yang lebar dibuat seperti kantong. Setelah alat itu di jatuhkan ke laut cara pengambilan ikannya dengan ditarik menggunakan tenaga orang.

Jika alat arad yang mengoperasikan hanya 1-2 orang saja , tetapi alat dogol ini satu perahu minimal 6 orang. Penggunaan BBM juga hemat karena hanya menggunakan satu mesin saja untuk menjalankan perahu, Sedangkan penarikan alat menggunakan tenaga manusia semua. Jika perahu dengan alat arad kebutuhan BBM mencapai 80 liter sekali melaut. Untuk perahu dogol ini paling banyak sehari butuh solar 30 liter saja.

Masrukan Salah satu nelayan Dogol asal desa Kedungkarang Demak mengatakan dogol adalah alat special untuk menagkap ikan teri terutama teri nasi. Namun tidak setiap waktu ikan ini bisa ditangkap karena turunnya ikan ini diwaktu waktu tertentu. Tetapi jika sedang musim perolehan nelayan cukup lumayan disetiap harinya.

“ Ikan teri terutama teri nasi ini keluarnya di waktu waktu tertentu namun jika pas sedang musim perolehan nelayan cukup lumayan. Selain tidak membutuhkan bahan bakar banyak hasilnya juga bagus. Sehingga banyak yang ikut dogol daripada ngarad “, tambah Masrukan.

Adapun perolehan nelayan dogol ini jika sedang ramai sehari melaut bisamendapatkan hasil ikan teri nasi hingga 1 kwintal 1 perahunya. Adapun harga ikan teri ini fluktuatif tergantung dari pasokan dan kualitas. Jika sedang mahal mahalnya 1 Kg ikan teri laku Rp 60 ribu kualitas nomor 1 sedangkan harga rata rata sekitar Rp 40 ribu.

Perhitungan perolehan nelayan dogol ini tergantung dari hasil Borongan satu perahu. Sehari melaut satu perahu dengan 6 awak jika perolehan bersih Rp 4 juta misalnya . Maka pembagiannya dibagi 8 yang 2 bagian hak pemilik perahu sedangkan 6 bagian milik awak. Sehingga perbagian  awak mendapatkan hasil Rp 500 ribu sekali melaut.

Dengan alat dogol ini ada system kekeluargaan antar nelayan karena nelayan yang tidak mempunyai perahu bisa mendapatkan penghasilan dari ikut melaut. Dalam kondisi hemat energi ini seperti ini miyang dengan menggunakan alat dogol ini menjadi alternatif . Selain itu alat tangkap dogol ini cukup ramah lingkungan dibandingan arad atau pukat.

Namun sayang tidak setiap hari alat ini bisa difungsikan karena perolehan ikan teri menggunakan musim musim tertentu. Oleh karena itu beberapa nelayan ada yang menyimpan alat dogol ini digunakan untuk waktu waktu tertentu. (Muin)