Jepara – Nenek moyang kita dalam menjalankan suatu kegiatan atau laku pasti ada syarat atau ritual tertentu . Sampai sekarang ritual itu masih ada yang menjalankannya dan tetap dilestarikan sampai sekarang. Salah satunya adalah membuat sesaji jika melaksanakan suatu “gawe” entah itu pernikahan atau khitanan dan yang lainnya.
Salah satu ubo rampe untuk sesaji ini adalah adanya kembang beberapa warna , buah jambe , candu dan yang lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan di atas di beberapa pasar tradisonal masih banyak pedagang yang menyediakan ubo rambe untuk sesaji orang punya gawe.
Salah satunya adalah Mbah Mutmainah yang berasal dari desa Robayan kecamatan Kalinyamatan ini. Sudah lebih 10 tahun ia membuka lapaknya di depan pasar desa Guwo kecamatan Welahan kabupaten Jepara. Dengan meja bamboo kecil ia gelar dagangan untuk kebutuhan ritual.
Mulai dari bunga beberapa warna , daun daunan, buah jambe, candu , menyan arab dan masih banyak lagi yang lainnya. Untuk keperluan orang punya gawe setidaknya dibutuhkan 20 bungkus kembang dan uborampenya. Bunga itu ditaruh di berbagai tempat misalnya dapur , tempat tidur , ruang tamu , halaman sampai dengan tempat sound sytem.
“ Kalau di sekitar desa Guwo ini tradisi pasang sesaji ini masih dilestarikan , ini saya beli titipan tetangga sebanyak 20 bungkus yang mau hajat mantu besok pagi , satu bungkusnya Rp 2.500 . nanti ditaruh ditempat tempat tertentu agar punya gawenya lancar “, kata salah satu ibu yang belanja bunga pada kabarseputarmuria.com Sabtu (8/9).
Menurut mbah Mutmainah , selain untuk keperluan ritual bunga juga digunakan untuk keperluan ziarah kubur. Tradisi ziarah kubur dengan membawa bunga masih dilestarikan warga Guwo Sobokerto dan sekitarnya. Biasanya untuk ziarah kubur warga membawa 1 atau dua bungkus bunga yang setiap bungkusnya Rp 2.000,-.
“ Jika bulan bulan orang punya gawe hasilnya cukup lumayan , namun jika bulan bulan sepi orang punya gawe ya hasilnya cukupan . Sepi ramai kita tetap jualan karena selalu ditunggu pelanggan”, kata Mbah Mutmainah.
Mbah Mutmainah ingat ketika awal berjualan bunga dan uborampe untuk orang punya gawe satu bungkusnya sekitar Rp 500,- . Seiring berjalannya waktu harga terus naik Rp 750,- , Rp 1.000,-, 1.500 hingga sekarang Rp 2.500 setiap bungkusnya. Jika kondisi ramai orang punya gawe sehari ia laku hingga 100 bungkus. Sedangkan jika kondisi sepi tidak ada orang punya gawe laku sekitar 20 – 30 bungkus. (Muin)