Demak – Salah satu adat tradisi jaman dahulu yang masih dilestarikan sampai sekarang adalah tradisi “ Apitan “ atau lazim disebut sedekah bumi. Dibulan Apit atau satu bulan setelah hari raya warga mulai mengadakan acara selamatan desa. Biasanya tradisi ini di motori oleh pemerintahan desa.

Seperti halnya desa Kedungkarang kecamatan Wedung kabupaten Demak Selasa (24/7) menggelar acara apitan atau sedekah bumi. Kegiatan yang melibatkan seluruh warga desa itu dipusatkan di lapangan desa Kedungkarang. Selain menggelar selamatan dibalai desa juga ada arak-arakan tumpeng dan hasil bumi. Malamnya warga desa di hibur dengan kesenian kethoprak.

Muhibbi Kepala Desa Kedungkarang mengatakan Selamatan desa , apitan dan sedekah bumi ini rutin dilaksanakan di desanya . Selain wujud rasa syukur seluruh warga desa juga sebagai ajang do’a bersama untuk keselamatan dan kesejahteraan seluruh warga desa. Tradisi yang sudah lama ada tetap ia lestarikan  dan anggarkan  khusus dalam APB Des.

“ Untuk hiburannya yang pasti kita menampilkan kesenian tradisional , misalnya Wayang atau kethoprak. Tahun kemarin kita datangkan wayang kulit dan Malam nanti warga kita hibur dengan kesenian kethoprak”, kata Muhibbi.

Ditambahkan dengan adanya sedekah bumi ini semua warga desa menyambut gembira terutama anak-anak. Di acara sedekah bumi ini banyak pedagang yang mremo menjual berbagai macam mainan , makanan dan juga stand hiburan. Oleh karena itu warga menanti datangnya acara sedekah bumi ini.

Seerti halnya yang dikatakan Absori warga desa Kedungkarang , acara sedekah bumi yang digelar setiap bulan apit ini selalu ditunggu warga desa. Dalam acara ini warga membuat nasi selamatan atau tumpeng untuk dido’akan bersama-sama dibalai desa. Selain itu juga sebagai ajang hiburan bagi warga desa terutama anak-anak. Para orang tua mengeluarkan biaya khusus untuk acara sedekah bumi ini. (Muin)

Foto : Alex Abshori