Demak – Jika anda melewati desa Bungo pasti melihat tempat pembuangan sampah di pinggir jalan . Tempat pembuangan sampah ini tepatnya setelah Jembatan bungo dari arah Demak . Bagi pengendara khususnya roda dua bau yang menyengat cukup mengganggu ,selain itu pemandangannya juga tidak sedap.

Namun karena belum ada alternative lain tempat itu masih digunakan untuk tempat pembuangan sampah seminggu dua kali yang dilakukan oleh petugas . Tempat pembuangan sampah ini disisi kanan atau kiri jalan. Saat ini yang digunakan adalah di sebelah Timur jalan.

Pak Sutarman (60) warga desa Bungo yang juga petugas pengangkut sampah mengatakan . Tempat pembuangan sampah ini ada sepuluh tahun yang lalu di era kades sebelum sekarang. Warga membayar iuran pembuangan sampah sebulan kurang lebih Rp 4 ribu atau seminggu Rp 1.000,-.

Adapun pengambilan sampah warga yaitu seminggu dua kali. Setiap rumah warga disedikan tempat sampah , warga membuang sampah rumah tangga di dalam tempat tersebut. Setelah terkumpul sampah itupun diambil petugas untuk dibuang di tempat pembuangan akhir di dekat jembatan Bungo.

Dulu ada 6 petugas pembuang sampah , namun menurut pak Sutarman kini tinggal hanya 4 orang. Penyebab berkurangnya petugas pembuang sampah ini karena honornya sangat kecil sebelum ada kenaikan setiap bulannya mereka dibayar Rp 500.000. Namun setelah tinggal 4 orang  bayarannya ditambah menjadi Rp 1 juta setiap bulan .

“ Ya meski sudah dinaikkan menjadi Rp 1 Juta namun bagi saya masih kurang , jika ada pekerjaan lain yang bagus saya ingin ganti profesi tidak jadi petugas buang sampah . Saya sudah 10 tahun menekuni pekerjaan ini “, tutur Sutarman.

Menurut Sutarman tempat pembuangan sampah di desa Bungo ini harus ada pembenahan misalnya dengan penyedian bak-bak yang digunakan untuk pembakaran sampah. Jika tidak dibakar sampah sampah terus menumpuk dan memenuhi tempat tersebut. Selain itu juga dibuatkan jalan masuk ke tempat pembuangan sehingga pembuangan bisa masuk kedalam.

“ Kalau tidak disediakan jalan masuk saya bisanya membuang sampah di pinggir jalan terus. Jadi sampah semakin menumpuk dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Jika dibuatkan jalan dan bak kita bisa masuk dan juga sampah bisa dibakar dan tidak menumpuk terus “, harap pak Tarman. (Muin)