Jepara – Dalam rangka harlah Ke – 26, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Unisnu Jepara menghadirkan dua tokoh nasional, yakni Sujiwo Tejo dan DR. MN. Kamba.
Acara festifal budaya yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Dakwah dan Komunikasi ini di mulai dari hari Rabu 26/07/17 dengan pelaksanaan lomba menggambar Karikatur kartini, dan pada puncaknya Minggu, 30/07/17 di meriahkan oleh Sujiwo Tejo dan DR. MN. Kamba, dalam acara bedah buku “Tuhan Maha Asyik”.
Acara tersebut diselenggarakan di gedung MWC NU komplek Kampus Unisnu Jepara, dihadiri lebih dari 700 peserta, antusias penonton terlihat begitu ramai, hal itu terbukti dengan benyaknya peserta yang datang bukan hanya dari Jepara saja, melainkan dari berbagai kota sekitar, dari Demak, Kudus, Pati, dan bahkan dari Solo. mereka rela hadir demi sosok idola Sujiwo Tejo.
Menurut Bajuri selaku ketua panitia acara tersebut, festifal budaya merupakan agenda tahunan dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi, sesuai dengan acaranya, Sujiwo Tejo merupakan figur yang paling lekat dengan budaya dan banyak digandrungi masyarakat.
Dalam sambutannya, Dekan Fakutas Dakwah dan Komunikasi Nur Rohman Fauzan mengatakan “ saya hampir tidak percaya bahwa mahasiswa bisa mengundang tokoh-tokoh yang mempunyai kesibukan yang sangat luar biasa, saya khawatir kalau beliau tidak bisa hadir, namun kekhawatiran itu terjawab dengan hadirnya beliau di Kampus kecil Unisnu Jepara, dengan antusias peserta yang luar biasa”.
Acara yang di mulai sejak pukul 08.00 ini juga dimeriahkan oleh beberapa penampilan, yakni Teater Tuman, Wedang Rondho, Jamuro, Simponi Voice, dan Kecapilosophy. Pada awal penampilan, dengan keunikannya Sujiwo Tejo memainkan alat musik saxophone dan memberikan pengantar tentang buku ini, melalui iringan musik dan bernyanyi. Sujiwo Tejo mengungkapkan bahwa “semua yang ada di dunia ini adalah musik. Kita berbicara, berjalan, dan melakukan sesuatu itu adalah sebuah musik yang tidak disadari”.
Dalam bukunya yang berjudul “Tuhan Maha Asyik” Sujiwo Tejo dan Buya Kamba membedah banyak hal yang ditulisnya. Diantaranya berbicara mengenai Tuhan sering kali dikaitkan dengan agama. Banyak yang mengeklaim Tuhan dengan berbagai definisi. Manusia yang sok pintar mengartikan Tuhan. Padahal tidaklah demikian. Tuhan tak terdefinisikan. Lewat pemikiran dan dialog anak kecil dalam buku ini, pembaca diingatkan tentang Tuhan.
Kisah-kisah yang ditulis Sujiwo Tejo dan Buya Kamba menjelaskan bahwa Tuhan sangat asyik ketika tidak dikurung paksa dalam penamaan-penamaan dan pemaknaan-pemaknaan. Menurut keduanya, Tuhan tidak bisa dipikirkan dan dikonsepsikan. Alih-alih, Tuhan harus ditemukan dan penemuan itulah yang membuat pengalaman itu menjadi sangat asyik.
“acara ini sangat menarik, kita bisa belajar dan mengaji dari kaca mata yang berbeda, yakni budaya, sangat asyik dengan penyampainnya yang unik” testimoni dari Lilis salah satu peserta asal Demak” (Abd. Kholid)