Jepara – Desa Tedunan Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara menggelar acara sedekah bumi di halaman rumah petinggi desa setempat, (27/9/16). Acara tersebut merupakan acara tahunan yang dilaksanakan pihak desa, dengan tetap melestarikan budaya adat jawa yaitu nanggap wayang.
Selain menggelar pertunjukan wayang kulit, acara tersebut diawali dengan adanya dangdutan pada pagi hingga siang hari, dan sorenya dilanjutkan acara tradisi selametan dengan membawa nasi ambengan, acara tersebut dulunya sudah ada , namun sekian tahun hilang dan hampir punah dan kini di hidupkan kembali dengan alasan nguri – nguri budaya luhur.
“Setiap warga di desa Tedunan membuat nasi berkatan dan di kumpulkan disetiap RT setempat dan kemudian ditaruh di Ambengan (tempat nasi berkatan) yang kemudian dihias dan diarak ke rumah Lurah setempat. Biasanya arak – arak’an di bawa ke Balai desa, namun karena balaidesa di bongkar dan proses pembangunan, maka prosesi tersebut di alihkan”. Tutur Masruroh salah satu RT setempat.
Setelah sampai di halaman Lurah, masayarakat berkumpul dan berdoa bersama hingga di puncak acara kepungan nasi ambengan tersebut. Tujuan dari adanya prosesi ambengan ini tidak lain adalah sebagai wujud kerukunan antar warga dan sebagai wujud syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas rezeki yang di berikan.
Biasanya acar sedekah bumi memang pada bulan apit, namun untuk kali ini di jatuhkan pada bulan besar, karena pada bulan apit kemarin sudah banyak agenda desa yang padat yang bertepatan dengan peringatan hari kemerdekaan. Maka untuk tahun ini di taruh pada bulan besar, dengan harap[an Desa Tedunan semakin besar dan jaya.
Dalam acara tersebut tampak begitu ramai, jalan utama tersebut dibanjiri warga setempat maupun sekitarnya, banyak pedagang yang datang untuk mremo hingga jalan sekitar rumah Lurah Tedunan sampai Barat SDN Tedunan 2 padat dan agak tersendat.
Sedekah bumi merupakan acara yang sudah dianggarkan desa setiap tahunnya dengan menngelar kesenian wayang kulit semalam suntuk. Memang sedekah bumi merupakan wujud budaya peninggalan nenek moyang yang harus dijaga, masyarakat meyakini sedekah bumi merupakan wujud syukur terhadap sang pencipta dan dianggap sebagai cara untuk tolak balak yang ada di dalam desa.
Untuk menghidarkan desa dari mara bahaya maka perlu diadakan sedekah bumi yang melibatkan seluruh warga desa sebagai bentuk rasa syukur. Di Desa lainnya mungkin juga masih sama melestarikan budaya sedekah bumi, meski terkadang di lain desa berbeda cara , namun yang jelas esensi dan makna yang terkandung didalamnya adalah sama. (Abd. Kholid)