Jepara – Lapangan sepak bola  Desa Kedung Malang, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara, siang kemari lebih ramai dari biasanya. Ratusan petani garam dan nelayan dari sejumlah desa pesisir Jepara dan juga daerah pantura Jawa  tumpah memenuhi lapangan yang berada persis di tepi tambak garam.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menggelar dialog dengan nelayan dan petani garam di kampung nelayan tersebut. Pemilik maskapai Susi Air pun memberi kesempatan 4 orang untuk menyampaikan masalahnya.

Salah seorang perwakilan dari petani garam, Sokib dari KSU Mina Barokah Surodadi , mengungkapkan keinginannya agar diberi bantuan berupa  ekskavator. Alat berat ini dipakai untuk normaliasasi irigasi tambak milik sekitar 500 petani garam di Kecamatan Kedung.

“Kita maunya diberi ekskavator, kalau bisa ekskavator yang kecil. Kalau yang besar selain biayanya mahal juga susah menjangkau ke dalam tambak ” ujar Sokib saat berdialog dengan Susi, Senin (5/9/2016).

Selain keinginan petani garam memiliki alat berat, Sokib juga mengeluhkan harga garam petani yang terlampau rendah di Jepara. Saat ini, harga per kilogram garam petani hanya dibanderol tengkulak seharga Rp 300/kg.Padahal didaerah lain harga bisa lebih tinggi

“ Mengapa  harga garam di Jepara ini yang paling rendah di Jawa Tengah dibandingkan daerah lain seperti Pati, karena di sini tidak ada pabrik garam. Garam kita dijual ya dikirim ke sana. Makanya kayanya kita dapat ilham yang pas kalau Pak Ganjar (Gubernur Jawa Tengah) mau bangun 5 pabrik garam di Jepara,” ucap Sokib.

Permintaan yang sama juga dikatakan Abdul Wakhid pengiris KUD Dwi Karyo Mino , dengan bantuan eksavator ini saluran tambak yang dangkal akan bisa dikeruk . Selain itu bisa juga dibuat untuk tandon air poembuatan garam. Dengan tandon air yang bersih maka hasil garamm kualitasnya lebih baik ,apalagi saat ini menggunakan teknologi gemembran.

Menanggapi keinginan petani garam terkait permintaan ekskavator, dirinya menyanggupinya dan akan diupayakan secepatnya.Namun demikian Susi berharap satu tahun kemudian kondisi saluran tambak harus lebih baik dari hari ini. Selain itu ada masukan pada koperasi dari hasil Eksavator itu.

“Tapi saluran air tambak harus dalam loh . Jadi kapan-kapan kalau saya lewat dari atas (pesawat) kanal-kanal harus sudah bagus. Air ditandon, harus bersih,” kata Susi.