Jepara –  Desa Kedungmalang kecamatan Kedung kabupaten Jepara Rabu (31/8) menggelar acara sedekah bumi atau apitan. Acara yang digelar dua tahun sekali itu dikemas sebagai acara syukuran desa dengan menggelar kesenian wayang siang harinya dan malam pagelaran kethoprak.

Sore hari usai shalat Ashar warga dari 16 RT dan 3 RW membawa nasi berkat / selamatan yang ditempatkan dalam berbagai bentuk. Ada kapal , rumah , perahu dan banyak lagi yang lainnya. Selain dihadiri Kepala desa ,perangkat serta warga desa hadir pula pejabat dari kecamatan Kedung

“ Ini sebagai wujud kebersamaan seluruh warga desa kami. Kami bersyukur atas apa yang telah diterima semua warga. Kami berharap acara ini menambah kebersamaan , kegotongroyongan dan juga kerukunan warga desa kami “, ujar Musyafak salah satu perangkat  desa Kedungmalang pada kabarseputarmuria.com  di sela-sela acara sedekah bumi.

Musyafak  mengatakan, acara yang berlangsung sehari semalam dengan menggelar kesenian wayang kulit dan kethoprak  ini didanai oleh desa. Untuk efektifitas anggaran desa acara run temurun ini digelar dua tahun sekali.

Sedangkan hiburan berupa pagelaran wayang kulit ini merupakan tradisi untuk melestarikan budaya jawa. Diharapkan kesenian ini tidak akan punah hilang di telan masa. Meskipun penggemarnya mulai menurun namun nanggap wayang sebagai wujud untuk melestarikan kesenian tradisional. Selain wayang malam harinya juga digelar kesenian kethoprak Ringen Budaya dari Pati.

IMG_20160831_130511

“ Selain wayang kulit juga digelar kethoprak untuk kali pertama , karena desa tetangga kebanyakan sudah menghadirkan kethoprak sebagai hiburan maka desa Kedungmalang juga ikut agar tidak ketinggalan “, tambah Musyafak

Kholil Modin desa Kedungmalang mengatakan , ritual tradisi sedekah bumi ini sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu. Jika tiba bulan apit (Dzul qo’dah) pemerintah desa mengumumkan kepada warga hari sedekah bumi atau syukuran desa. Pada hari pelaksanaan sedekah bumi warga membuat ambengan (nasi slametan) yang dikoordonasi oleh ketua RT masing-masing.

“ Untuk hari ini selamatan di wujudkan dalam bentuk berkatan , karena jika dalam bentuk tumpeng biasanya menjadi rebutan . Banyak nasi yang terbuang tidak dimakan dan jatuh di tanah “, ujar Kholil .

Sementara itu  Hamidah warga desa Kedungmalang mengatakan , acara sedekah bumi bagi warga desa Kedungmalang yang hidup sebagai nelayan, petani tambak merupakan acara yang di tunggu-tunggu. Oleh karena itu jauh hari warga telah menabung untuk persiapan acara itu.

“ Selain itu anak –anak juga minta jatah uang jajan untuk memeriahkan acara sedekah bumi. Selain untuk membeli makanan dan minuman juga untuk beli mainan “ kata Hamidah.
Acara sedekah bumi yang dipusatkan di depan balai desa Kedungmalang ini menjadi pusat perhatian seluruh warga desa kedungmalang juga warga sekitarnya. Di arena sedekah bumi itu banyak pedagang yang memanfaatkan untuk “mremo” menjual berbagai jenis makanan, minuman, mainan dan juga arena permainan. (Muin)