Jepara – Pertigaan Desa Kedungmalang kecamatan Kedung saat ini menjadi salah satu tujuan jalan-jalan sore bagi warga Jepara. Selain tetangga desa banyak pula warga kecamatan lain seperti Jepara, Pecangaan, Mayong dan Welahan datang ke tempat ini. Selain sekadar menyaksikan pemandangan laut dari jembatan. Banyak darim mereka yang memancing dan berbelanja hasil laut.
Di pertigaan ini ada lapak-lapak yang menjual berbagai macam hasil laut , mulai dari kepiting ,kerang , tiram, udang dan berbagai jenis ikan.Sehingga jika sore hari tiba pertigaan ini cukup ramai dengan kegiatan warga yang berbelanja dan juga berjalan-jalan dan memancing di jembatan yang tidak jauh dari pasar hasil laut.
Nah di bulan Ramadhan ini suasana pertigaan Kedungmalang menjadi ramai dengan datangnya pedagang makanan dan minuman untuk menjual kebutuhan takjil atau buka puasa mulai penjual es , bakso, Mie ayam, angkringan nasi kucing, martabak dan bermacam ikan dan gorengan. Mereka membuka lapaknya di pinggir jalan masuk ke jembatan.
Keramaian suasana pertigaan ini puncaknya setengah jam sebelum buka puasa ,warga desa dari seputaran Kedungmalang berbelanja takjil untuk buka puasa. Mereka ada yang membeli gorengan dan lauk pauk , dan ada pula yang memborong es untuk kebutuhan minum buka puasa. Ini merupakan rejeki tersendiri bagi para pedagang yang berjualan.
Umi Abdah (37) warga desa Kedungmutih mengatakan dia berjualan takjil di pertigaan desa Kedungmalang ini hari kedua bulan puasa. Biasanya ia berjualan berbagai jajanan di pasar baru desa kedungmutih pagi hari. Namun ketika bulan puasa ia pindah berjualan di seputaran pertigaan Kedungmalang menyediaka makanan buka untuk warga desa Kedungmalang dan sekitarnya.
“ Ada bermacam-macam jajanan yang saya buat ada agar-agar, bakwan, tahu goreng, tempe goreng,martabak , klepon, kintel . Selain itu saya juga menjual lauk pauk untuk buka puasa “, kata Umi pada kabaredemak.com
Hal sama juga dikatakan Rafli penjual minuman es asal desa Jungsemi , bersama tiga temannya ia menyediakan minuman untuk buka puasa ada es kelapa muda , es buah dan juga es cincau. Dari desanya ia berangkat usai shalat ashar dan pulangnya habis shalat manghrib. Es ia masukkan ke dalam termos besar , kemudian dibungkus dengan plastic setiap bungkusnya ia jual Rp 2.500.-.
“ Alhamdulillah pak ramai jika tidak hujan pasti habis , pembeli tidak hanya warga kedungmalang saja namun banyak pula dari luar desa seperti Kedungkakarang, Kedungmutih dan juga Babalan. Biasanya saya jual es seperti ini di Jakarta tapi puasa ini saya pulang kampung “, kata Rafli sambil melayani pembeli. (Muin)