Demak – Tukang ojeg adalah salah satu profesi yang bisa mendapatkan penghasilan yang cukup lumayan. Bahkan di ibukota profesi ojeg merupakan profesi yang menarik setelah era GOJEG muncul. Dengan modal sepeda motor dan HP Gojekpun mulai bisa dijalankan.

Nah hal itulah yang mendorong Sugisih (40)  warga desa Mutih Wetan RT 03 RW III kecamatan Wedung men jalani profesi sebagai tukang ojeg. Dengan sepeda motor butut Honda Astera c 700 Star yang dimodifikasi Honda Grand. Ibu tiga anak menekuni pekerjaan sebagai tukang ojeg.

Profesi yang kebanyakan di jalani kaum pria ini ia jalani semenjak ia single parent.  Semenjak suami meninggal itulah ia bertekad hati untuk menjadi tukang ojeg. Dengan berbekal sepeda motor tua dan HP itulah lantas ia menerima orderan mengantar penumpang khusus wanita ke mana saja menurut keperluan.

“ Awalnya saya sih mengantar tetangga berobat ke Rumah Sakit Kartini Jepara pulangnya saya dikasih bensin dan sekedar uang jajan anak-anak . lanjutnya tetangga kanan kiri akhirnya menggunakan jasa saya “, aku Sugisih seperti yang dilansir dari Jateng Time.

Dari melihat hasil yang cukup lumayan itulah Sugisih menguatkan dirinya untuk menjadi tukang ojek wanita di desanya. Apalagi setelah ia mempunyai SIM C sehingga ia bisa kemana saja tanpa takut dengan razia polisi. Selanjutnya iapun woro-woro kepada tetangga dan siapapun saja yang membutuhkan jasa antar untuk berbagai keperluan iapun siap mengantar penumpangnya.

Namun karena statusnya yang janda itulah maka ia hanya melayani penumpang wanita saja. Ini untuk menjaga kenyamanan baik dirinya maupun penumpang yang ia antar. Oleh karena itu saat ini jika ada warga yang membutuhkan jasanya cukup SMS atau menghubunginya di nomor HP 085641878017.

Gisih

Adapun jam kerja Sugisih mulai jam 07.00 pagi sampai dengan jam17.00. Selama berkerja sebagai tukang ojek ketiga putranya diasuh  pada ibunya. Setelah ia mempunyai SIM jarak tempuh jasa ojeknya lebih panjang selain ke Demak , Jepara ia juga pernah mengantar penumpang sampai di kota Kudus.

Ditanya soal penghasilan setiap harinya. Sugisih mengatakan tidak menentu kadang banyak kadang ya sedikit . Namun jika dirata-rata Rp 60.000 dapat. Sehingga uang tersebut bisa digunakan untuk keperluan tiga anaknya dan juga dirinya meski hidup dalam kondisi sederhana.Jika dirata-rata setiap hari mengantar tiga penumpang.

“ Ya Alhamdulillah dicukup-cukupkan mas , jika motor nggak ngadat ya lumayan kadang ada saja kerusakan motor sehingga upah ngojek ya untuk perbaiki motor “, tambahnya.

Sebagai tukang ojeg yang single parent Sugisih mengaku tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah seperti tetangga yang lainnya. Beras raskin tidak dapat , kartu sehat tidak dapat dan program lain juga terlewatkan. Padahal ia sangat membutuhkan bantuan itu untuk membiayai ketiga anaknya itu.

“ Ya kalau keinginan sih ada mas , motor ini kan tua jadi kalau ngojek jauhSepertinya tidak sampai sampai kalau ada rejeki yang ingin beli motor yang baru biar kerjanya tambah lancar “, kata Sugisih menutup sua. (R-1)