Demak – Hari Jum’at (23/10) kemarin hujan mulai turun di kawasan pesisir Demak . Beberapa desa sentra penghasil garam tidak luput dari guyuran hujan. Meski melarutkan garam di sebagian lahan namun hujan kali pertama itu disambut gembira warga pesisir.
“ Sudah lebih enam bulan desa kami tidak diguyur hujan. Suasana panas berdebu . Namun setelah adanya hujan sore ini hawa sedikit sejuk dan debu-debupun sedikit hilang “, ujar Nasir pegaram asal desa Kedungmutih pada kabarseputarmuria.
Nasir yang menggarap lahan di daerah Kedungmalang Jepara mengatakan hujan yang datang itu bukan halangan bagi pegaram. Meski menganggu pembuatan garam namun hujan itu sangat di tunggu oleh pegaram. Dengan adanya hujan itu setidaknya akan berdampak pada kenaikan harga garam.
“ Jika terus panas pegaram semua terus memproduksi garam. Sehingga over produksi . Saat ini saja garam sudah tidak ada yang membeli. Kalau diteruskan satu bulan lagi bisa-bisa pegaram berhenti memproduksi garam. Alhamdulillah ada hujan “, kata Nasir
Hal sama juga dikatakan Haji Kholil meski harus menggantungkan alat penggaruk garam. Namun hujan disambutnya dengan suka cita. Apalagi jika masih ada panas lagi garam yang dihasilkan akan mentes timbangannya. Diakui awal-awal panen garam, tidak ada bobotnya. Tetapi akhir-akhir ini garam mulai berisi.
Jika garam bobot atau mentes sama-sama berukuran satu keranjang. Namun jika ditimbang akan ada perbedaannya . Yang mentes atau bobot satu keranjang beratnya bisa mencapai 90 kilogram. Namun yang tidak mentes paling satu keranjang beratnya hanya 80 kilogram. Sama ukurannya namun beratnya berbeda.
“ Hasil garam tahun ini cukup lumayan kemaraunya cukup panjang. Selain saya jual untuk kebutuhan sehari-hari. Garam juga saya simpan dalam gudang untuk tabungan. Siapa tahu musim penghujan ada kenaikan “, tambah haji Kholil.
Untuk harga garam saat ini terbagi dua kualitas. Yang pembuatannya tidak menggunakan terpal harganya lebih murah terpaut Rp 10 ribu perkwintalnya. Sebagai contoh garam tanah harga perkwintalnya Rp 30 ribu maka harga garam terpal perkwintalnya Rp 40 ribu. (Muin)