DEMAK, TRIBUNJATENG.COM – Korban tewas Tragedi Tarian Barongan Berdarah di Desa Wonowoso, Kecamatan Karangtengah, Demak, Jawa Tengah bertambah. Keluarga korban dan masyarakat meminta kepada aparat penegak hukum agar pelaku pembacokandihukum mati.
Kamis (30/7), sekitar pukul 11.00, Ahmad Zaki dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) setempat. Suasana berkabung kental terasa sejak sebelum pemakaman berlangsung. Saat itu, jerit tangis pihak keluarga terus terdengar di rumah duka.
Ratusan pelayat, baik dari pihak keluarga, teman sekolah, guru serta warga telah memadati lokasi. Mereka turut menghantar jenazah siswa SDN Wonowoso itu menuju liang lahat. Atas permintaan pihak keluarga, jenazah bungsu dari tiga bersaudara itu disandingkan dengan makam kakek dan neneknya.
“Zaki… Zaki… Pelaku harus dihukum mati,” tangis Sumarti Ibundanya.
Sumarti tak kuasa membendung tangisnya. Dia tak berhenti menangisi kepergian putranya itu. Begitu juga kakak Zaki yang masih bocah itu. Dia terlihat terus menerus menangis dipelukan ibunya.
“Pelaku harus dihukum mati. Jangan sampai dia kembali di kampung kami, ” imbuh warga setempat, Wakidi (35).
Teman sekelas Zaki, M Rafi mengaku sangat kehilangan atas kepergian korban.
Di lingkungan sekolah, Zaki dikenal sebagai sosok bocah yang pandai dan ringan tangan terhadap temannya yang sedang kesulitan. “Sekarang Zaki sudah pergi meninggalkan kami. Zaki itu suka menolong,” ujar Rafi.
Putra ketiga dari pasangan Sunoto dan Sumarti telah menghembuskan nafas terakhir akibat pendaharahan di bagian perut.
Meski telah menjalani perawatan medis di RSUP Dr Kariadi Semarang selama beberapa hari, nyawa bocah itu tak tertolong akibat luka yang diderita sangat parah. Zaki merupakan korban tewas kedua dari peristiwa pembacokan Minggu siang lalu.
“Rabu malam setiba dari rumah sakit pihak keluarga langsung memandikan jenazah Zaki. Hari ini kami makamkan. Kami nggak menyangka pelaku begitu kejam hingga menewaskan anak saya. Saya minta pelaku dihukum seberat-beratnya, ” tegas Ayah Zaki, Sunoto.
Dikatakan Sunoto, selama empat hari di rumah sakit, perawatan zaki telah menelan biaya hingga puluhan juta rupiah. Hingga akhirnya pihak keluarga tidak mampu membayarnya. Beruntung saat pengambilan jenazah telah dijaminkan oleh Kepala Desa setempat sehingga pihak rumah sakit mengizinkannya.
“Saya harap ada bantuan dari pemerintah. Uang 60 juta kami peroleh darimana?” imbuh Sunoto.
Seperti diberitakan sebelumnya, hajatan yang digelar seorang warga Desa Wonowoso Kecamatan Karangtengah, Demak berubah menjadi petaka, Minggu (26/8), sekira pukul 10.00 WIB. Eko Nur Arifin tak menyangka jika perayaan pesta ulang anaknya bakal berakhir tragis.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Tribun Jateng, Supriyadi (25), warga setempat yang diduga mengalami depresi tiba-tiba mengamuk saat acara tengah berlangsung. Supriyadi yang membawa senjata tajam berupa parang mendadak datang ke acara dan langsung membabi buta mengamuk orang yang berada di acara tersebut. Akibat hal itu, tiga bocah laki-laki terkena imbasnya.
Ketiga korban yakni Aska (12) tewas akibat kekurangan darah karena mengalami luka serius pada bagian tengkuk. Adapun Safiq (12) dan Yaki (12) dilarikan ke RSUP Dr Kariadi, Semarang karena mengalami luka serius pada bagian lengan dan perut.
Menurut Kosiyah, seorang saksi, saat itu banyak anak-anak yang berkerumun di halaman rumah Eko guna menyaksikan pentas barongan. Tiba-tiba dari arah belakang korban, pelaku datang dalam kondisi mengamuk dan menyerang penonton secara membabi-buta.
Puluhan orang yang saat itu di lokasi langsung berhamburan berlarian. Suara jeritan, kata Kosiyah, terdengar nyaring di lokasi saat itu. Namun sayang, tiga orang bocah tak bisa mengelak dari kejaran Supriyadi yang telah kesetanan.
” Kami kaget mendadak orang itu mengamuk di acara menggunakan parang, ” ujarnya.
Sontak, warga yang melihat kejadian tersebut balik mengamuk dan berusaha melumpuhkan pelaku dengan tangan kosong. Akibat amukan massa, pelaku mengalami luka pukulan di sekujur tubuhnya dan dilarikan ke RSI NU Demak.
Ketua RT setempat Nur Kholis, mengatakan, selama ini, pelaku dikenal pendiam di lingkungan kampung. Pelaku tak pernah sekalipun berkomunikasi dengan warga. Pelaku baru beberapa bulan pindah ke Desa Wonowoso lantaran sebelumnya tinggal di luar Jawa.
” Warga sini tahunya pelaku kurang waras. Sehari-hari hanya bermain dengan seekor anjing di rumahnya. Dia sering ketawa-tawa sendiri, ” kata Nur.
Peristiwa yang menggemparkan warga Desa Wonowoso, Kecamatan Karangtengah tersebut hingga kini masih ditangani oleh Satreskrim Polres Demak.
Kasat Reskrim Polres Demak, AKP Philip Samosir, menjelaskan, pelaku sudah diamankan ke Mapolres Demak untuk dimintai keterangan.
” Dari keterangan warga, pelaku mengalami depresi. Kami masih mendatangkan tim ahli untuk mengecek kejiwaannya. Saat diperiksa pelaku memang terlihat kurang waras, ” kata Samosir. (*)
Sumber Berita : Tribun