Demak – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak untuk memilih Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota di 21 kabupaten/kota se-Jawa Tengah dijadwalkan tanggal 9 Desember 2015. Di beberapa kabupaten/kota di Jateng sudah mulai terdengar santer grengseng dan maraknya gambar balon bupati/walikota. Namun, Kabupaten Demak satu-satunya kabupaten/kota yang paling dahulu memasang pasangan lengkap bakal calon (balon) Bupati dan Wakil Bupati periode 2016-2021. Pasangan balon bupati dan wakil bupati tersebut adalah Nasir Jos, yang merupakan kependekan dari nama : Muhammad Natsir – Joko Sutanto.
HM Natsir, S.Ag., M.M., M.Pd, birokrat jajaran Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Demak, memiliki basis massa dari guru (karena masih menjabat sebagai Ketua PGRI dan Ketua Kwartir Cabang Pramuka) dan masyarakat luas (karena memiliki kepedulian sosial sangat tinggi/pembimbingan terhadap) calon jamaah haji. Sedangkan Drs Joko Sutanto, mantan pejabat di Pemkab Demak, memiliki basis massa dari birokrat kepala desa dan pengusaha. Penelusuran demakpos.com, rapor keduanya tidak ada angka merahnya.
Selain pertama kali memasang Nasir Jos di poskonya komplek stasiun KA,balon bupati-wabup ini pun tercatat sebagai balon tercepat dalam sejarah pilkada ‘kota wali’, dalam merespon aspirasi. Sebelumnya pada pilkada 2011 lalu, balon-balon bupati-wakil bupati Demak baru muncul sepekan bahkan ada yang sehari menjelang masa kampanye.
Kemunculan pasangan Nasir Jos ini sungguh mengejutkan masyarakat karena di luar dugaan dan prediksi ‘pengamat’. Partai-partai pengusung belum terbentuk, dan penyelenggara pilkada (KPU) juga belum melounching adanya pilkada serentak tersebut. Dengan munculnya balon, maka kesempatan besar bagi masyarakat Demak untuk mencermati trackrecord calon pemimpinnya.
Masyarakat juga mulai meneliti rapor petahana Bupati Drs HM Dachirin Said, M.Si dan Wakilnya Drs Harwanto, yang konon akan maju lagi. Namun hingga berita ini diturunkan belum ada kabar partai apa yang akan mengusung mereka.
Dimaklumi bahwa partai yang berhak mencalonkan bupati-wakil bupati Demak adalah yang memiliki minimal 10 kursi. Oleh karena semua partai pemegang kursi DPRD Demak tidak memenuhi syarat, maka harus melakukan koalisi dengan partai lain. Sementara PKB dan Golkar yang masing-masing memiliki kursi terbanyak 9 (sembilan) buah juga belum terdengar rencana koalisinya.
“Jika melihat background balihonya, Nasir Jos ini diusung oleh PDIP yang memiliki delapan kursi, Nasdem yang tiga kursi, dan PPP yang lima kursi” kata sumber yang enggan disebut identitasnya. (Mac)