Jakarta – DMC : Salah satu perusahaan milik Bakrie group, PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) akan mencari utang dana sekitar 100 juta dollar AS (sekitar Rp 1,15 triliun) untuk melunasi utang perseroan yang jatuh tempo pada Februari 2014.

Direktur Keuangan VIVA Charlie Kasim mengatakan, untuk mencukupi kebutuhan dana tersebut, perseroan akan menjaminkan mayoritas saham di tiga entitas anak usahanya, yaitu PT Lativi Media Karya (TV One), PT Cakrawala Andalas Televisi (ANTV), dan PT Viva Media Baru (Viva News).

“Total kebutuhan dananya lebih dari 100 juta dollar AS, tetapi tidak sampai 160 juta dollar AS. Yang dijaminkan saham anak usaha lebih dari 50 persen,” kata Charlie seusai RUPS Luar Biasa di Kompleks Rasuna Episentrum Jakarta, Rabu (2/10/2013).

Ia menambahkan, perseroan akan mengalokasikan hasil dana utang sebesar 90 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,04 triliun untuk pendanaan utang VIVA yang jatuh tempo pada Februari 2014. Sisanya akan digunakan untuk membiayai aksi organik untuk membangun media centre di wilayah pinggiran Jakarta.

Utang yang akan jatuh tempo ini memiliki tingkat bunga sekitar 9 persen. Rencananya perseroan akan mencari fasilitas kredit jangka panjang dengan tenor 4 tahun untuk mendanai aksi korporasinya.

Sebelumnya, VIVA memang pernah melakukan pinjaman dana ke bank asing seperti Deutsche Bank AG dan Credit Suisse Group AG. Untuk pinjaman dana selanjutnya ini, VIVA akan kembali meminjam ke Deutsche Bank AG.

Berdasarkan laporan keuangan VIVA pada semester I-2013, rasio liabilitas terhadap ekuitas perseroan sebesar 0,68 kali. Total liabilitas perseroan pada periode tersebut tercatat sebesar Rp 1,37 triliun.

Sementara itu, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 2 triliun. Dari total liabilitas tersebut, VIVA memiliki utang jangka pendek dari Deutsche Bank AG cabang Hongkong sebesar Rp 794,32 miliar, ditambah dengan biaya transaksi yang belum diamortisasi dan biaya pelunasan menjadi Rp 844,12 miliar. Sementara itu, sisanya merupakan hutang dari supplier.

“Sudah ada tiga bank yang berkomitmen untuk memberikan pinjaman kepada perseroan. Dua bank asing dan satu bank lokal,” ungkap Charlie (kompas).