Demak – Masjid adalah salah satu tempat yang suci dan dibanggakan oleh setiap warga desa . Oleh karena itu masjid menjadi milik seluruh warga desa dan juga tanggungjawab seluruh warga. Seperti halnya masjid Jami’ Baitul Makmur desa Kedungmutih kecamatan Wedung ini. Sejak di rehab tahun 2000 yang lalu seluruh pembiayaannya dibebankan kepada warga desa.
“ Masjid ini mulai di rehab total kalau tidak salah tahun 2000. Jika dihitung waktu perehapannya sampai sekarang sudah hampir 15 tahun, Alhamdulillah kondisi masjid sudah kelihatan tinggal membenahi sambil berjalan “, ujar Muin Muslih ketua panitia pembangunan Masjid pada kabarseputarmuria.com
Masjid Jami’ Baitul Makmur dari luasnya merupakan masjid terbesar di Kecamatan Wedung dengan panjang lebih empat puluh meter sedangkan lebarnya sekitar dua puluh meter. Dengan luas selebar itu masjid kelas desa ini bisa menampung jamaah hingga seribu orang lebih. Kontruksi beton bertulang itulah yang membuat mesjid ini menghabiskan banyak biaya.
“ Saya sudah tidak bisa menghitung berapa dana yang terserap oleh masjid ini. Kalau setiap tahun rata-rata 200 juta rupiah maka masjid ini sudah menghabiskan biaya lebih 3 Milyar “, kata Muin Muslih.
Kubah yang terbuat dari galvalum dan rangka besi biayanya sekitar 525 juta. Yang menghabiskan biaya banyak adalah kontruksi beton bagian bawah dengan membuat sumur beton puluhan jumlahnya. Sumur beton ini untuk menyanggah pilar-pilar beton dan kubah yang sangat lebar.
Dengan bentangan kubah diameter 19 meter tanpa ada penyanggah tiang di bagian tengahnya. Sehingga lantai masjid bagian depan terkesan lebar. Kubah yang tinggi dan besar itu berplafon galvalum yang bisa dilihat dari bawah. Leher kubah atas berjendela kaca patri dengan disain islami nama-nama 25 nabi . Dibawah jendela ada kaligrafi ayat Qur’an yang cukup indah dilihat.
“ Untuk pembuatan kubah ini butuh waktu hampir lima tahun untuk mempersiapkan uangnya. Dulu kontruksi kubah mestinya mengambil disain dari Sidoarjo. Namun karena biayanya yang besar maka dialihkan ke Kudus yang biayanya agak ringan “, kata Musa Abdillah Bendahara Panitia Pembangunan.
Musa mengatakan dengan kondisi perekonomian yang pas-pasan. Panitia harus bekerja keras untuk menggalang dana dari masyarakat agar pembangunan masjid rampung. Berbagai cara penggalangan dana dilakukan. Salah satunya adalah penarikan rutin setiap minggu sekali yaitu Jum’at sore. Setiap warga diberikan kartu jatah jariyah dan panitia seminggu sekali jemput bola.
Selain itu penggalangan dana dilakukan dengan menggelar acara rutinan seperti Ruwahan masal setiap bulan Sya’ban, juga menyebar amplop infaq atau jariyah pada hari raya iedul fitri dan Iedul Adha. Selain itu masih ada pemasukan dana dari pemerintah lewat proposal yang dibuat panitia.
“ Intinya kami panitia pembangunan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada seluruh warga desa Kedungmutih yang tak henti-hentinya memberikan jariyah untuk pembangunan masjid “, tambah Musa .
Kondisi Masjid Jami’ Baitul Makmur saat sedang menggarap lantai bagian serambi. Lantai seluas hampir 300 ini ditutup granito. Perhitungan panitia per meter dengan biaya pasang menghabiskan dana sekitar 100 juta karena permeternya sekitar 300 ribu lebih. Panitia telah mencarikan dana talangan agar secepatnya lantai bagian serambi jadi. (Muin)
Haji aman dan lancar bersama KBIH ” Al-Firdaus” Jepara Hubungi 085 290 375 959
TOKO BUKU DAN KITAB SUPER LENGKAP
ALAT TAMBAL BAN BAKAR SUPER CEPAT
MENCUCI TANPA SABUN SUPER HEMAT
MAINAN MURAH SERBA 1000 RUPIAH