Demak – sejumlah warga desa Kedungmutih kecamatan Wedung mengeluh setelah membeli beras raskin dibalai desa setempat. Beras yang dibelinya pada bulan ini kualitasnya amat buruk. Selain warnanya yang kusam juga kotor dan berbau apek.

Suliyah warga RT 04 RW 1 desa Kedungmutih mengatakan beras yang dibelinya dib alai desa bulan ini sangat tidak layak ungtuk dikonsumsi. Butiran beras banyak yang pecah dan warnanya juga kusam . Jika di cium beras untuk warga miskin itu terasa apek.

“ Biasanya sih saya sering konsumsi sendiri beras raskin kalau kondisi bagus. Tapi kalau kayak gini ya kita harus mencampurnya dengan beras kualitas baik. Kalau tidak ya kita tukar dengan beras yang bagus dengan menambah uang “, ujar Suliyah yang setiap bulan mendapatkan jatah ungtuk membeli beras raskin.

Hal sama juga dikatakan Mbah Darsih (57) pedagang beras di pasar baru desa Kedungmutih. Kualitas beras raskin yang diterima warga bulan ini sangat jelek kualitasnya. Ia menunjukkan beras dari dalam zak yang ia beli dari warga. Dan memberikan bandingan beras raskin yang dibeli dari warga desa Kedungmalang Jepara.

“ Kalau yang dari Jepara ini meski banyak yang pecah namun warnanya tidak kusam. Baunyapun tidak terasa sehingga jika terpaksa dikonsumsi masih layak. Tapi kalau yang ini sudah kotor berbau apek jadi harganyapun lebih rendah”, kata Mbah Darsih.

17

Mbah Darsih membeli beras raskin warga perkilonya berkisar Rp 5 ribu – Rp 7 ribu tergantung kualitas. Warga membeli beras dari balai desa perkilonya Rp 1.500 – Rp 1.700. Oleh karena itu jika dijual warga mendapatkan kembalian uang perzaknya Rp 40 ribu – 50 ribu.

“ Warga yang mendapat beras raskin rata-rata menjual kembali beras raskin itu untuk di tukar beras yang bagus atau mendapat kembalian uang. Namun ada juga yang langsung memasaknya untuk makan sehari-hari “, tambah mbah Darsih.

Satgas raskin desa Kedungmutih Adib membenarkan , kualitas beras raskin tidak selalu sama. Kadang mendapatkan kualitas bagus kadang bisa kualitasnya rendah. Ia tidak mempunyai pilihan karena itu sudah jatah ambil dari dolog.

Untuk pengambilannya kadang satu bulan sekali , namun pernah dua kali dalam satu bulan. Adapun pembagiannya beras dari dolog dikirim ke balai desa. Selanjutnya ketua RT mengambil beras sesuai dengan jumlah raskin kemudian dibagikan kepada masing-masing kepala keluarga. Ditingkat RT itulah warga bisa mengambil beras raskin. (Muin)