Jepara –  Hujan yang mengguyur seputaran kecamatan Pecangaan Jepara membuat sejumlah sungai meluber airnya. Salah satunya adalah sungai Welahan Drainase II atau lazim disebut sungai Serang baru. Luapan air sungai berwarna coklat keruh itu memasuki areal persawahan tanpa terkendali karena pintu air rusak. Puluhan hektar sawah terendam dan membuat lautan semata memandang.

Areal persawahan yang terendam air banjir meliputi desa Karangrandu , Gerdu , Kaliombo kecamatan Pecangaan dan desa Tedunan kecamatan Kedung . Padahal sawah yang kini seperti lautan itu telah ditanami padi. Petani khawatir jika genangan itu tidak secepatnya turun maka padi yang telah ditanam akan mati.

??????????????????????????????

Pemakaman Umum Desa Tedunan tergenang air banjir

“ Mudah-mudahan sehari ini air bisa surut, kalau kelamaan terendam padi yang sudah saya tanam akan mati. Saat ini sulit cari bibit padi yang siap tanam . Padahal kemarin sudah habis biaya yang lumayan banyak “, kata Harun petani asal desa Gerdu pada kabarseputamuria.com Minggu (4/5).

Harun mengatakan luberan air sungai Serang memasuki areal persawahan di karenakan pintu air yang tidak berfungsi. Sehingga ketika air sungai Serang tinggi maka air masuk dengan sangat cepat. Dulu sebelum rusak pintu cukup berfungsi dengan baik . Ketika air sungai Serang tinggi maka pintu bisa ditutup.

“ Nah ketika air sungai tinggi pintu kurang berfungsi akhirnya airpun masuk dengan deras. Saya hanya sendirian saja ya saya biarkan saja. Soalnya ketika itu hujan begitu deras saya sendirian ya saya tidak bisa berbuat apa-apa “, kata salah seorang petani asal Kaliombo yang tidak mau disebutkan jatidirinya.

Dikatakan, kalau sudah terjadi banjir seperti itu kerugian petani cukup lumayan. Selain membeli bibit padi lagi juga pengeluaran biaya untuk tanam padi. Selain itu juga meninggikan kembali tanggul sawah yang hilang terhempas air banjir. Untuk masa seperti ini mencari bibit padi dan juga tenaga tanam juga sulit.

?????????????????????????????

Sawah warga seperti lautan

“ Dibiarka begitu saja saying karena sewanya mahal. Dikerjakan kembali butuh biaya lagi. Untuk satu bau saja biaya tandur sudah Rp 1.500.000 belum bibit padinya. Belum lagi tenaga untuk persiapan lahan ditanami kembali “, Tambahnya.

Sementara itu Petinggi Karangrandu H. Sahlan mengemukakan, banjir yang melanda persawahan desanya setiap tahun pasti terjadi . Hal itu disebabkan infrastruktur pertanian yang kurang bagus. Diantaranya adalah saluran air untuk pertanian belum berfungsi baik. Jika curah hujan tinggi air menggenangi sawah , sebaliknya jika jika kemarau kekurangan air.

“ Oleh karena itu kami usulkan pada pemerintah agar ada pembenahan saluran air untuk sawah yang bagus. Jika sawah kebanjiran dengan cepat bisa surut. Sebaliknya jika musim kemarau bisa mendapatkan air yang cukup “, kata Sahlan.

Selain menggenangi areal persawahan luberan air banjir juga memasuki halaman rumah warga. Bahkan pemakaman umum desa Tedunan juga terendam air banjir. (Muin)

Haji aman dan lancar bersama KBIH ” Al-Firdaus” Jepara Hubungi 085 290 375 959

TOKO BUKU DAN KITAB ONLINE

BUKU PRIMBON LENGKAP

TOKO BUKU DAN KITAB SUPER LENGKAP

ALAT TAMBAL BAN ELECTRIC

ALAT TAMBAL BAN BAKAR SUPER CEPAT

MENCUCI TANPA SABUN  SUPER HEMAT 

MAINAN MURAH SERBA 1000 RUPIAH