Jepara – Bagi Pak Zaedun Warga desa Sowan Kidul kecamatan Kedung bertani adalah pekerjaan turun temurun dari nenek moyangnya dulu. Sehingga setiap tahunnya ia dipastikan menggarap sawah. Selain menggarap lahan sendiri ia juga menyewa lahan milik orang lain. Semua itu dilakukan agar hasil panennya mendapat keuntungan .
“ Tahun ini saya menggarap lebih 10 bau , ini lahan bengkok milik anak saya yang jadi perangkat kurang lebih 2 bau . Sedangkan lahan sewa ada 9 bau berada di desa Tedunan bengkok 3 orang perangkat “, kata Pak Zaedun pada kabarseputarmuria (1/6/2022)
Pak Zaedun mengatakan bertani banyak suka dukanya ,namun baginya bertani merupakan pekerjaan pokok sejak dahulu. Pahit getir menjadi petani sudah ia rasakan sejak muda. Namun baginya menanam padi merupakan keberkahan bagi keluarganya. Dari bertani ini ia bisa menabung dan membesarkan dagangannya sembako di pasar Pecangaan.
“ Kalau saya sarankan jangan bertani saja usaha kita . Semakin banyak usaha semakin bagus. Kalau saya bertani dan berdagang sembako di pasar Pecangaan . Hasil dari jualan sembako keuntungan buat makan lebih dari cukup. SEdangkan hasil dari menanam padi baiasnya saya tabungkan ke bank”, aku pak Zaedun.
Menggarap sawah menurut pak Zaedun memang membutuhkan modal yang besar untuk menggarap 1 bau misalnya modal yang dibutuhkan minimal 20 juta rupiah. Untuk sewa sawah 1 bau paling murah sekitar Rp 10 juta rupiah setahunnya. Selain itu butuh modal untuk beli bibit , tenaga tanam dan juga pupuk. Selain itu juga untuk beli obat obatan pembasmi hama.
“ Namun jika hasil panen bagus modal tersebut sekali panen bisa kembali . Sedangkan keuntungannya adalah tanam padi yang kedua. Rata rata sawah di desa Sowan kidul perbanuyan bisa menghasil gabah basah minimal 6 ton . Jika harga bagus satu bau bisa dapat Rp 30 juta kotor. Jika dihitung bersih perbau bisa dapat Rp 5 jutaan”, kata pak Zaedun.
Melihat kondisi itulah pak Zaedun setiap tahun dipastikan menggarap sawah baik sawahnya sendiri atau menyewa lahan milik orang lain. Dari bertani itulah ia sedikit sedikit mempunyai tabungan yang dikumpulkan dari sisa keuntungan menggarap sawah. Bahkan dari tabungan itulah ia beli membeli lahan sawah.
“ Ya namanya rejeki orang itu tidak sama karena menanam padi seperti ini bersebelahan namun hasilnya tidak bisa sama . Jadi kalau menurut saya bertani itu masih layak untuk sebuah pekerjaan , Memang untuk yang sewa lahan keuntungannya kecil . Namun jika menggarap banyak juga hasilnya lumayan”, kata pak Zaedun menutup sua. (Pak Muin)