Desa Merdeka – Demak : Warga desa Kedungkarang kecamatan Wedung kabupaten Demak di musim kemarau ini memanfaatkan air “blumbang” ( Embung ) untuk kebutuhan mandi dan cuci. Pagi hari dan sore hari embung yang terletak di tengah desa itu ramai dikunjungi warga. Keramaian itu diawali dengan matinya pipa air dari PAMSIMAS yang menyambung ke rumah-rumah mereka.
“ Ya kurang lebih sudah tiga bulan embung ini ramai didatangi warga untuk mandi dan cuci. Selain itu juga mengambil air untuk kebutuhan cuci-cuci atau mandi di rumah “, ujar Muhibbi (43) warga desa Kedungkarang pada FORMASS, Sabtu 27/9).
Muhibbi mengatakan , desa Kedungkarang memang ada PAMSIMAS yang menyediakan air bersih ke rumah-rumah warga. Sumber air bersih adalah dari embung yang ada di tengah desa. Bulan Juli yang lalu kondisi air embung surut sehingga pipa penyedot air tidak mampu menaikkan air. Akibatnya pasokan air bersih dari PAMSIMAS terhenti dengan sendirinya.
“ Sebelum bulan Juli warga jarang mandi di blumbang ini . Mereka masih mandi dari air bersih yang tersalur ke rumah mereka. Yang mandi paling warga yang dekat dengan embung ini. Tetapi saat ini hampir semua warga memanfaatkan embung untuk keperluan sehari-hari “, tambah Muhibbi.
Meskipun air semakin surut dan kondisi air semakin keruh dan kotor. Namun warga tak menghiraukan hal tersebut. Hal itu disebabkan pasokan air bersih di rumah sudah habis. Yang ada hanya air asin yang mengalir dari sungai yang mengairi tambak garam. Di blumbang itu mereka selain mandi membawa cucian dari rumah dan juga tempat penampungan air seperti ember dan jrigen .
Air Untuk Minum Beli
Untuk air minum dan memasak sehari-hari warga membeli dari tukang penjaja air yang keliling setiap harinya. Dari penjaja air itu warga membeli dengan hitungan jrigen. Satu sepeda atau sepeda motor dengan isi 5 jrigen mereka beli Rp 12 ribu – Rp 15 ribu. Satu hari rata-rata untuk masak dan juga minum menghabiskan air 1 – 2 jrigen. Jika ditambah dengan mandi dan mencuci sehari bisa habis 4-5 jrigen.
Selain dari penjaja yang menggunakan sepeda motor . Warga juga membeli air bersih lewat mobil tangki dari daerah Jepara dan Kudus. Satu tangki air harganya Rp 350 ribu – 400 ribu sekali kirim. Biasanya pembelian air tangki ini dengan cara patungan. Satu rit mobil tangki biasanya di beli minimal sepuluh orang.
“ Kalau membeli dari mobil biasanya berombongan ada yang 10 orang sampai 15 orang. Warga tinggal menyediakan tempat air berupa jrigen atau tong plastic. Jika warga di rumah mempunyai tendon air berupa bak tinggal isi dari mobil “, kata Muhibbi. (Muin)