Jepara – Di wilayah Jepara bagian Selatan khususnya kecamatan Kedung banyak sungai yang digunakan warga sebagai ajang mencari ikan secara bebas. Selain memancing banyak warga yang mencari ikan dengan menggunakan alat yang disebut Branjang anco.

Branjang anco ini ada yang dipasang permanen di gubug gubug pinggir sungai . Namun ada juga branjang anco yang bisa dibawa kemana mana. Sehingga bisa digunakan untuk mencari ikan dengan berpindah pindah tempat . Dibawa dengan sepeda motor.

Salah satu warga Jepara yang mempunyai hobi branjang anco adalah Abdul Wahab (55) warga desa Sukosono kecamatan Kedung. Setiap pagi hari jika waktu luang dari rumahnya ia menuju ke sungai Kali Bunder di perbatasan desa Semat dan Tanggultlare. Dengan sepeda motor ia membawa peralatan branjang anco.

Alat penangkap ikan yang dinamai warga sebagai branjang anco ini. Terdiri dari jaring halus berbentuk persegi . Untuk mengangkat dari air ada dua bambu silang yang di hubungkan dengan tali. Setelah ditata alat ini bisa diangkat dan diturunkan dari sungai untuk mengambil ikan yang masuk jaring.

“ Untuk membuat alat ini butuh modal sekitar Rp 500 ribu . Untuk jaringnya biasanya saya bawa pulang. Namun untuk bambu bambu dan seser untuk mengambil ikan ini saya titipkan di rumah yang terdekat dari jembatan Kali Bunder ini  “, kata Abdul Wahab pada kabarseputarmuria Sabtu 4/12/2024.

Hobi branjang anco ini sudah 3 tahunan ia jalani . Awalnya ia melihat teman temannya yang duluan menagkap ikan menggunakan branjang anco ini. Melihat hasilnya yang lumayan dan bisa mengisi waktu luang iapun merakit sendiri . Hasilnya setiap pagi ia gunakan untuk menangkap ikan.

“ Ya pastinya setiap berangkat pasti dapat ikan . Yang banyak masuk branjang anco ini ya ikan belanak atau sindo . Kalau pas banyak ikan sekali beerangkat bisa dapat hingga 5 Kg . kalau rata rata yang 2 Kg dapat  bisa dibawa pulang dimakan sendiri kadang dijual kalau ada yang mau beli “, tambah Abdul Wahab yang punya hobi nggowes.

Abdul Wahab yang sehari harinya jual beli motor second ini mengaku branjang anco mempunyai keasyikan tersendiri baginya. Sehingga jika di rumah tidak ada kesibukan ia pasti branjang anco meski harus naik motor dari rumahnya sekitar 5 Km. Motor ia parkir tidak jauh dari tempatnya branjang anco.

“ Pagi ini sarapan pagin  dari hasil tukar ikan yang saya dapatkan . Sisanya tadi ada yang beli kurang lebih 1 Kg saya berikan ditawar Rp 17 ribu mestinya lebih. Nggak papa ada yang mau beli ya saya kasih “, kata Abdul Wahab yang ramah dengan siapa saja.

Agar dapat ikan branjang anco ini harus sabar dan tlaten . Melihat gerakan air bisa pasang atau surut bisa dipastikan ada ikan yang bergerak. Selain itu harus rajin angkat dan kembali turunkan alat. Dengan berkali kali angkat pasti ada ikan yang masuk ke jaring. Satu dua satu dua lama lama jadi banyak.

“ Kalau mau rasakan bagaimana tangkap ikan pakai branjang anco bisa sewa di area persewaan branjang anco di area desa Panggung, Surodadi dan Kedungmalang dengan tarip sewa Rp 20 ribu – Rp 30 ribu “, kata Abdul Wahab menutup sua. (Pak Muin)