Jepara – Kabupaten Jepara saat ini menjadi salah satu daerah produksi garam rakyat. Garam garam yang di produksi di area tambak kecamatan Kedung ini setiap hari dikirim ke daerah yang membutuhkan. Meski tak berproduksi namun  aktifitas pengiriman garam tetap berjalan.

Hal inilah yang menjadi rejeki bagi para pekerja angkut garam . Selain sibuk mengangkut garam di musim produksi garam . Musim hujanpun para pengepul membutuhkan tenaga para pekerja angkut garam.Pekerja angkut garam ini biasanya bekerja secara kelompok.

Mereka mengangkut garam dari pangkalan garam naik ke atas truk truk besar. Selain itu ada juga yang mengangkut garam dari gudang gudang penyimpanan petambak di bawa ke pangkalan garam. Jika musim kemarau mereka kebanyakan naik motor namun ketika musim hujan tiba perahu sebagai pengganti angkut garam.

Nahrul salah satu pekerja angkut garam dari desa Kedungmalang kecamatan Kedung mengatakan, warga desanya yang ikut dalam kegiatan angkut garam ini sekitar 50 orang. Kegiatan angkut garam ini berkelompok sekitar 6-10 orang. Tiap kelompok mempunyai mitra dengan para pedagang garam.

“ Hari ini kita ambil garam dari gudang garam di jauh sana . Musim hujan jalannya becek pakai motor tidak bisa jadi harus pakai perahu seperti ini . Satu perahu bisa bawa garam sekitar 2 ton atau 40 zak garam “, kata Nahrul di pengkalan garam Kali kenceng desa Kedungmalang  Selasa 16/12/2024.

Naharul yang anggota kelompok angkut garam Anak Emas menambahkan , ia kerja sebagai tenaga angkut garam sudah ada lima tahunan. Ia bergabung dengan teman temannya yang lebih duluan bekerja sebagai tenaga angkut garam. Jika musim kemarau sekali angkur garam bisa 2-3 zak dengan sepeda motor.

“ Kalau musim hujan kayak begini tenaga harus ektra karena tidak bisa lagi pakai motor. Namun harus pakai perahu sedangkan dari gudang ke perahu dan dari perahu ke pangkalan harus dengan tenaga manusia “, kata Nahrul.

Terkait upah kerja sebagai tenaga angkut garam biasanya system borongan dengan jumlah zak atau berat garam yang diangkut . Sehingga penghasilan harian para pekerja angkut garam ini hampir sama arena jumlah nilai borongan dibagi dengan jumlah pekerja yang ikut dalam kegiatan angkut garam.

“ Ya tidak tentu tergantung dari hasil borongan dengan teman teman . Ya kadang kurang dari Rp 100 ribu kadang lebih dari Rp 100 ribu . Berapapun kita syukuri yang namanya bekerja ya kadang ramai kadang sepi “, tukas Nahrul. (Pak Muin).