Mas Budi Wahono warga desa Sowan Kidul Jepara kini tekuni usaha Peng-Angguran
Jepara – Budidaya anggur menjadi daya tarik tersendiri, meskipun hanya ditanam di halaman rumah. Budidaya anggur atau lebih ngetrennya disebut Peng-Anggur-an sudah lima tahun digeluti oleh Budi Wahono warga RT 04 RW 04 Desa Sowan Lor Kecamatan Kedung . Usaha Peng-Anggur-an berpotensi menjadi Agro Edu Wisata kedepannya.
Budi Wahono pemilik kebun Anggur Wah Ono Anggur mengatakan , usaha yang awalnya hanya coba coba berawal dari Anggur local. Kini menjadi usaha yang bisa menghidupi keluarga. Berawal dari kerja merantau kini duduk manis di rumah tekuni pembibitan anggur import.
“ Kalau melihat hasil yang sekarang ya tidak menyangka mas . Dulu beli anggur dari online dua bibit saja itupun varian local. Setelah kami browsing di Youtube baru ketemu jalannya agar hasilnya cepat berbuah dengan buah yang bagus harus disambung dengan varian import”, kata Budi mengawali kisahnya pada kabarseputarmuria Minggu 3/11/2024.
Memang perjalanan budidaya tanaman anggur yang ia tekuni sekarang tidak mulus begitu saja. Di perjalanan ada juga kegagalan dan kendala. Namun berkat ketekunannya usaha berawal dari modal ratusan ribu kini menghasilkan cuan setiap bulannya Rp 3-5 Juta.Jika dihitung assetnya kini ada puluhan juta.
“ Dulu saya sering merantau ke luar kota bahkan luar pulau kerja sebagai tukang kayu. Namun setelah usaha ini mulai ada hasil . Saya putuskan mengelola penjualan bibit anggur bersama istri. Setiap hari kemas bibit anggur untuk dikirim ke seluruh Indonesia “, tambah Mas Budi.
Selama menekuni usaha penjualan bibit anggur secara online dan offline ini . Hampir semua tempat di Indonesia pernah pesan dan dikirim bibit anggur import aneka varian. Hanya satun pulau saja yang tidak bisa terlayani karena jauhnya yaitu Pulau Papua. Ia takut kirimannya mati karena menunggu terlalu lama.
“ Untuk harga bibit dari sini paling murah sekarang Rp 60 ribu kalau ditanam dan dirawat baik sekitar 1 tahun sudah berbuah. Jika yang ingin sudah berbuah juga ada seperti ini harganya sekita 1 jutaan. Beberapa pembeli beli yang seperti ini biasanya ya tempatnya dekat dengan sini “, kata Budi lagi.
Sekarang Budi pun merasa senang, karena saat ini komoditas anggur sudah mulai diminati masyarakat. Adanya tren ini menurutnya harus disikapi bahwa, meskipun budidaya anggur belum menjadi komoditas yang mendominasi lahan dan masih terbatas penanamannya. Namun jika ditekuni manjadi usaha yang prospektif
“ Adanya tren menanam anggur di lahan pekarangan menjadi sebuah peluang yang bagus bagi petani, karena tanaman anggur memiliki daya tarik sendiri, mempunyai nilai rekreatif, dan memiliki nilai edukatif jika dijadikan agroeduwisata,” katanya.
Budi menambahkan ia menekuniusaha peng-Anggur-an berawal dari adanya lahan tanah atau pekarangan kosong yang tidak terawat. Berlokasi di depan tempat tinggalnya, Budi berlatih menaman anggur sejak bulan tahun 2018 lalu dan sudah mencoba untuk membuahkan anggur yang ditanam.
Budi saat mengatakan saat ini ada puluhan pohon anggur yang ditanam dengan 10 jenis atau varietas yang berbeda. Untuk menanam tanam anggur harus disediakan media tanam terlebih dahulu kurang lebih dua bulan. Media tanam mengunakan sekam bakar, kotoran hewan dan tanah dengan perbandingan 1 banding 1.Selain itu juga bisa langsung di tanam dalam tanah.
“Biasanya untuk buah anggur ini untuk icip icip tamu yang datang ke tempat ini . Namun pernah juga ada yang kami jual bila ada yang membeli. Tapi dari penghasilan Peng-Angguran ini kami banyak dari penjualan bibit anggur . Setiap hari kami pasti kirim bibit ke pembeli ya rata rata 2-3 bibit perhari “, kata Budi menutup sua . ( Pak Muin )