Jepara – Bagi Pak Sutris ( 60) Petani warga desa Batu Kali kecamatan Kalinyamatan musim kemarau tetap aktif di sawah. Meski sawah tetangga kanan kirinya dibiarkan tak tergarap namun sawahnya tetap menghijau. Tidak tanam padi namun ia menanam palawija .
Pak Sutris merupakan petani penggarap yang menyewa lahan lebih dari dua puluh tahun. Agar modal yang dikeluarkan bisa kembali ia manfaatkan sawah yang disewanya secara maksimal. Dalam satu tahun ia tanam padi dua kali dan tanam palawija satu kali.
“ Kalau saya pak sawah ini talk pernah saya biarkan nganggur. Kalau musim hujan tiba kita tanam padi kalau musim kemarau taka da hujan kita tanam palawija . Untuk padi bisa dua kali untuk palawaija sekali. Ini tanaman semangka yang sana saya tanami kangkung “, cerita pak Sutris pada kabarseputarmuria Minggu 3/11/2024.
Pak Sutris menggarap lahan di area persawahan desa Sendang yang berada di sebelah Utara jalan Gerdu – Manyargading. Sawah itu disewanya tahunan dan sudah ada 20 tahun ia menggarap dilahan ini. Untuk tahun ini di musim kemarau ia menanam Kangkung dan semangka.
Dengan membuat sumur di tengah sawah jika musim kemarau tiba ia tidak kesulitan mengairi tanaman palawija. Ia pilih tanaman kangkung dan semangka ini karena tidak butuh banyak air seperti tanaman padi. Sedangkan waktu petiknya dua jenis tanaman ini juga cepat dan mudah pemasarannya.
“ Saya pilih tanaman Kangkung karena tanam dan perawatannya mudah . Selain itu cepat panen untuk kangkung paling lama butuh waktu dua bulan. Sedangkan untuk semangka ini hanya butuh waktu sekitar 50 hari bisa dipetik “, tambah pak Sutris.
Pak Sutris menanam semangka di lahan sawah desa Sendang ini sudah 5 kali panen. Awalnya ia melihat dan belajar pada lahan temannya di daerah Demak . Setelah dirasa cukup paham ia kemudian mencoba tanam dilahannnya di Jepara. Ternyata tanaman semangka juga tumbuh baik di lahan area persawahan Jepara.
“ Nah setelah satu kali berhasil dan dapat keuntungan yang lumayan . Tahun tahun berikutnya saya coba lagi tanam semangka jika musim kemarau . Hasilnya juga masih bagus sampai sekarang kalau tidak salah sudah kelima ini saya tanam semangka disini “, kata Sutris lagi.
Memang merawat tanaman semangka dengan tanaman padi jauh berbeda. Lebih rumit jika menanam semangka . Selain pengolahan tanah juga ada pemupukan dan juga penyemprotan hama. Untuk pupuk semangka ini bermacam macam begitu juga obat untuk menyemprot tanaman. Begitu juga pengairannya harus teratur.
“ Untuk pengairan ini kita buat sumur bur disini , kita naikkan dengan dengan mesin pompa di pojok sana . Sumur itu saya buat sendiri dengan adanya sumur ini kitab isa tanam di musim kemarau “, katanya lagi.
Ditambahkan , untuk jenis semangka yang tumbuh subur di area persawahan desa Sendang Jepara ini adalah jenis Inul. Selain mudah perawatannya juga hasilnya lumayan besar besar buahnya. Jika maksimal rata-rata perbuah beratnya 2,5 kilogram. Untuk harga sekarang ditingkat pengecer sekitar Rp 5-6 ribu perkiloanya. Sedangkan harga borongan dilahan Rp 3,5-4 ribu perkilonya.
“ Kalau rugi total tidak pernah ya paling paling kembali modal karena buah Semangka yang di tanam bantat tidak bisa besar besar karena cuacanya sangat panas. Kalau tahun ini bagus karena cuacanya tidak panas terus ada hujannya dikit dikit “, kata Pak Sutris menutup sua. ( Pak Muin )