Jepara – Hujan yang mengguyur beberapa hari yang lalu membuat tambak garam berhenti meproduksi garam. Namun setelah seminggu kembali panen petambak garam di Jepara mulai panen gram lagi. Meski hasilnya tidak sebanyak sebelumnya namun garam garam tersebut masih bisa dipanen dan dijual atau disimpan dalam gudang.
Agus M (30) petambak garam dari desa Kedungmalang kecamatan Kedung pada kabeseputarmuria mengatakan, hujan beberapa hari yang lalu sempat menghentikan produksi garam . Namun setelah seminggu kembali panas lahan lahan garam mulai di panen lagi. Termasuk lahan garam yang digarapnya tahun ini.
“ Memang hujan kemarin cukup deras sehingga air hujan memenuhi semua lahan garam disini. Namun setelah panas beberap hari dan air hujan dikeluarkan dan diisi kembali air tua . Hari ini saya mulai memanen kembali lahan garam ini “, kata Agus Minggu sore 28/10/2024.
Lahan garam yang digarap Agus sekitar 1 hektar lebih dan merupakan lahan sewa bukan miliknya sendiri. Ia telah menggarap lahan sekitar tiga tahun sehingga setiap dua tahun ia memperpanjang kontrak. Tahun 2024 ini produksi garam tidak setinggi tahun 2023 karena dalam perjalanan sesekali ada hujan .
“ Kalau tahun 2023 kemarin panasnya kuat dan cukup panjang sehingga hasil garam bisa maksimal . Tapi tahun 2024 ini sesekali ada hujan sehingga hasil tidak maksimal. Apalagi ketika kondisi panen raya tiba tiba ada hujan deras. Waktu tunggu panen lama dan hasilnya kembali dari awal lagi “, tambahnya.
Ketika panen raya satu petak yang dibuatnya bisa menghasilkan 25 keranjang garam dengan bobot rata rata 80 Kg garam. Namun setelah ada hujan dan kembali di panen hasilnya turun maksimal perpetak ini hanya menghasilkan garam 10 Keranjang. Nanti setelah panas terus hasilnya bisa naik secara signifikan.
“ Untuk Tahun ini sampai bulan Oktober ini hasilnya dibandingkan dengan tahun kemarin ya baru 70 persen. Selain itu harganya juga lebih bagus tahun kemarin harga saat ini per keranjang dengan bobot garam 80 Kg hanya laku Rp 50 ribu . Padahal tahun kemarin masih laku Rp 90 ribu perkeranjang “, tutup Agus. ( Pak Muin)