Desamerdeka – Tuban : Tujuh truk trailer yang mengangkut besi scrub disandera warga di Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Jumat malam (19/9). Sebab, truk trailer itu diduga keluar dari PLTU tanpa sepengetahuan paguyuban.
Berdasar informasi yang didapat Jawa Pos Radar Tuban, truk trailer tersebut diberhentikan warga Desa Wadung dan Rawasan sekitar pukul 18.30 di jalan dekat PLTU Desa Wadung. Saat itu truk-truk tersebut melintas bersamaan dengan mengangkut besi hasil dari proyek PLTU.
Satu per satu truk trailer itu pun dihentikan dan berbaris memanjang ke belakang. Para pengemudi dipaksa turun untuk menuntaskan masalah tersebut. Penyanderaan itu berlangsung lumayan lama. Kira-kira pukul 21.30, sekitar 50 warga yang menghadang dan berkumpul di depan truk trailer meminta seluruh kendaraan tersebut tidak dioperasikan. Sekitar pukul 22.00, truk trailer baru bisa melanjutkan lagi perjalanan setelah adanya negosiasi.
Menurut warga, mereka sengaja menghentikan truk trailer itu karena membawa barang-barang keluar dari PLTU tanpa sepengetahun paguyuban. ’’Berdasar komitmen awal, setiap barang yang keluar harus diketahui ring I. Sementara itu, besi-besi tersebut keluar tanpa sepengetahuan warga,’’ ujar salah seorang warga yang meminta identitasnya dirahasiakan saat ditemui di lokasi.
Karena belum mendapat rekomendasi atau persetujuan keluar dari desa ring I, warga akhirnya menghadang truk trailer tersebut. ’’Apa pun bentuknya (barang yang keluar), harus ada rekomendasi dari desa,’’ tambahnya.
Besi yang diangkut truk trailer itu merupakan bahan yang digunakan perusahaan Tiongkok yang menggarap proyek PLTU. Perusahaan tersebut dianggap kurang kooperatif dengan pihak desa. ’’Hal yang sama pernah terjadi. Barang keluar dari PLTU. Saat pihak desa menanyakan, katanya barangnya akan dipindah. Eh ternyata dijual,’’ tuturnya.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi, Kepala Desa Wadung Sasmito menyatakan menyayangkan perusahaan Tiongkok dan PLN selaku pemilik proyek PLTU. Mestinya, kata dia, ada komunikasi dengan pihak desa atas keluarnya barang dari PLTU tersebut.
Sayangnya, General Manager PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) Bambang Tedjo Narsoyo belum dapat dikonfirmasi. Saat ponselnya dihubungi, terdengar nada di luar jangkauan. (zak/JPNN/c23/dwi)
Sumber : Jawapos.com