Pak Ali memilah gabah yang berisi dan kosong hasil panen di sawahnya desa Tedunan Jepara

Jepara – Usai banjir seminggu yang lalu saat ini petanidi desa Tedunan kecamatan Kedung mulai panen setidaknya sampai hari Sabtu 30/3/2024 lebih separuh sawah di desa ini telah selesai di panen . Bahkan satu dua petani sudah kembali membajak sawahnya untuk musim tanam kedua tahun ini . Meski panen pertama hasil tak mengembirakan mereka berharap untuk MT kedua beroleh hasil baik.

Nur Ali salah satu petani dari desa Tedunan yang ditemui kabarseputarmuria mengatakan, untuk MT 1 tahun 2024 ini hasilnya tak sebaik tahun kemarin. Selain terendam air banjir beberapa hari di beberapa bagian sawahnya ada yang ambruk . Akibatnya tak bisa dipanen dengan mesin panen.

“ Ya ini gabah hasil dari padi yang ambruk dibiarkan sayang karena sudah ada padinya. Kalau diambil ya begini hasilnya gabahnya berwarna hitam dan tidak semua ada isinya . Setelah kering harus dipilih mana yang kosong mana yang ada isinya “, kata  Ali sambil mengeringkan padi .

Ditambahkan , tahun ini dari perhitungannya karena banjir tersebut sawah yang di garapnya bisa mendapatkan gabah 25-30 zak namun pada tahun ini hanya mendapatkan gabah 13 zak . Dari perhitungannya pengurangnnya sekitar separuhnya selain factor terendam air banjir juga padi ambruk .Untuk hasilnya bisa mengembalikan modal saja untuk tenaga dan sewa lahan tidak masuk.

“ Ya yang ambruk hasilnya ya tidak laku dijual dan harus panen secara manual . Setelah dipotong ini langsung tak taruh dijalan dan saya lindas pakai sepeda motor bolak balik. Setelah terkumpul baru saya jemur seperti ini “, tambah Ali.

Setelah gabah kering dan dipilih yang ada isinya . Gabah tersebut selanjutnya di bawa ke tempt penggilingan untuk dijadikan beras. Namun karena kualisanya rendah beras itu nantinya dikonsumsi sendiri dicampur dengan beras yang baik .

“ Ya daripada terbuang percuma masih ada sedikit sedikit tambahan pemasukan meski harus kerja keras seperti ini “ kata Ali lagi.( Pak Muin )