Pati – Melalui kerja keras seluruh warga sekolah dan berhasil meningkatkan kualitas lingkungan hidup, SMP Negeri 2 Pati pada pertengahan bulan Januari 2024 lalu, menerima anugerah atau penghargaan sebagai sekolah Adiwiyata Nasional. Adiwiyata merupakan penghargaan yang diberikan pada sekolah yang telah melaksanakan penerapan perilaku ramah lingkungan hidup.
Penyerahan penghargaan sekolah Adiwiyata Nasional tahun 2023, berlangsung di kantor Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Jakarta. Kemudian di pendopo kabupaten Pati secara seremonial di serahkan kembali oleh Pj Bupati Pati Henggar Budi Anggoro, bersamaan penerima penghargaan sekolah Adiwiyata Provinsi dan Adiwiyata Kabupaten.
SMP Negeri 2 Pati salah satunya penerima predikat sekolah Adiwiyata Nasional bersama 7 sekolah lainnya. Terdapat juga 2 Sekolah Adiwiyata Mandiri, 9 Sekolah Adiwiyata Provinsi, dan 22 Sekolah Adiwiyata Kabupaten.
Kepala SMP Negeri 2 Pati, Munif Wahyudi menceritakan perjalanan sekolah mereka menuju status sekolah Adiwiyata Nasional.
“Menuju status tingkat sekolah Adiwiyata nasional diraih dengan inovasi Penerapan Perilaku Ramah Lingkungan Hidup (PRLH). Dengan melibatkan 38 guru, karyawan, 754 siswa, komite dan masyarakat juga kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten pati. Sebagai komponen penting mereka fokus pada kebersihan, drainase, sanitasi, konservasi air, konservasi energi, penanaman pohon, dan pengolahan sampah “, tuturnya
Munif Wahyudi menyebut, SMP Negeri 2 Pati telah berkomitmen kuat untuk menerapkan Pendidikan Ramah Lingkungan Hidup (PRLH) di seluruh warga sekolah. Dalam mencapai status sekolah Adiwiyata Nasional dengan kampanye sekolah ramah lingkungan hidup, dengan program Sabtu bersih.
“Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang telah menerapkan sistem dengan maksud untuk mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Kelak akan tercipta kondisi yang baik bagi sekolah agar menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (guru, murid dan pekerja lainnya), dapat turut bertanggung jawab dalam upaya – upaya penyelamatan lingkungan dan pembangunan”, pungkasnya ( Aguspras).