Nurzadi Petambak dari desa Tedunan tunggui tambaknya yang telah ditebari anakan Udang Vanamie
Demak – Musim garam telah usai hujan mulai turun di area sentra produksi garam di Demak . Salah satunya adalah desa Tedunan kecamatan Wedung. Lahan garam yang dulunya dibuat untuk memproduksi garam kini penuh dengan air hujan.Meskipun begitu petambak garam tetap pergi ke lahan tambaknya.
Ada kesibukan lagi untuk memberdayakan lahan tambaknya agar tetap menghasilkan di musim penghujan. Setelah tambak tambak penuh dengan air hujan , Mereka mulai mengisi tambaknya dengan bibit udang Vanami agar tetap menghasilkan untuk kebutuhan harian rumah tangga.
Bibit udang Vanami mereka beli di tempat pembibitan udang di daerah Jepara Kota. Setelah sampai di tambak bibit bibit udang tersebut di lepas bebas ke area tambak. Udang dibiarkan bebas makan pakan yang ada di area tambak. Untuk menghemat biaya produksi udang itu tanpa diberi pakan dengan system alami.
Nurzadi petambak asal desa Tedunan mengatakan , sudah sepuluh hari ini ia tidak lagi bisa memanen garamnya karena hujan mulai turun. Setelah hujan turun iapun membeli bibit udang vanamie lalu di tebarkan ke area tambak garam yang sudah penuh dengan air.
“ Ya agar tambak tetap menghasilkan usai hujan turun saya isi dengan bibit udang vanamie. Dengan uang Rp 1 juta saya tebarkan bibit dang vanamie . Mudah mudahan dua setengah bulan lagi bisa panen dengan hasil yang bagus “, kata Nurzadi Rabu 22/11/2023.
Dengan ditebarkannhya bibit udang Vanamie di lahan tambak garamnya . Ia berharap dalam musim penghujan tambaknya tetap menghasilkan . Selain itu juga agar sirkulasi air dalam tambak tetap terjaga dan kondisi tambak dalam keadaan terawat baik.
“ Untuk budidaya udang dan ikan itu tergantung cuaca sehingga hasilnya tidak bisa diharapkan seperti membuat garam. Kalau membuat garam panas kuat tidak ada hujan pasti panen . Apalagi jika harga bagus hasilnya cukup lumayan. Namun untuk budidaya udang dan ikan kadang baik kadang blong “, tambah Nurzadi.
Nurzadi menambahkan yang ia garap sekarang adalah lahan milik orang . Ia menyewa pertahunnya Rp 20 juta . Untuk tahun ini karena hasil garam yang bagus ia memperoleh uang sekitar Rp 75 juta . Sehingga tahun ini ia tahun 2023 ini mempunyai penghasilan yang lebih dari cukup .
“ Alhamdulillah tahun ini hasilnya lumayan bagus bisa nutup kerugian tahun kemarin. Tahun 2022 kemarin saya menggarap garam tak ada hasil karena musim kemaraunya pendek . Baru garap sebentar terus hujan “, terang Nurzadi. ( Pak Muin).