Kuantan Singingi – Ada pepatah jodoh , Mati dan Rezeki adalah kuasa Allah SWT . Pepatah itulah menjadi semangat Abdul Basith (41) pria kelahiran desa Kedungkarang kecamatan Wedung kabupaten Demak yang kini hidup di perantauan. Kini ia tinggal di desa Sungai Kuning kecamatan Singingi kabupaten Kuantan Singingi provinsi Riau.

Ia meninggalkan kampung halamannya sejak tahun 2006 dan hidup di Riau dengan penuh suka dan duka menikahi anak seorang pujakesuma yang kini telah dikarunia 4 orang anak. Di desa itu selain bekerja sebagai guru P3K ia juga mengembangkan Pendidikan Islam dengan mendirikan Yayasan Pendidikan mulai dari TPQ, RA dan Madrasah Ibtidaiyah.

Abdul Basith melalui Whatshaap menceritakan kisahnya pada kabarseputarmuria berawal dari ia lulus MA Jungpasir disertai mondok di berbagai tempat . Ia ingin ilmunya bermanfaat seperti yang selalu di katakan ayahnya . Melihat ekonomi keluarga yang minim mengembangkan usaha juga tak punya modal. Iapun merantau keluar kampung yang dituju pertama di Kalimantan

“ Kata ayah yang selalu saya ingat adalah punya ilmu atau mondok beberapa tahun ilmunya harus diamalkan pasti ada manfaatnya kelak. Kata kata itulah yang membuat saya semangat keluar desa awal saya ke Kalimantan karena ada saudara yang sukses berbisnis di sana “, kata Abdul Basith mengawali ceritanya.

Namun di Kalimantan ia hanya kuat bertahan 2 tahunan sehingga iapun merantau lagi ke pulau Sumatera sampailah ia di Riau tepatnya di Sungai Kuning desa yang saat ini ia tempati sekarang. Di sana awalnya ia mengembangkan kemampuannya mengaji Alqur’an dengan mangajar Alqur’an  dan berdirilah TPQ Al Musthafawiyyah di tahun 2010.

Setelah berdiri TPQ kemudian terus berkembang lagi pendidikan formal RA . RA ( Raudlatul Athfal) berjalan terus dengan kondisi siswa yang stabil akhirnya berdirilah MI  ( Madrasah Ibtidaiyah ) . Selain mengelola Yayasan Pendidikan iapun mengajar di Madrasah Diniyah bahkan di tahun 2023 ini ia masuk guru P3K di SMA Negeri 2 Singingi.

“ Semua itu Allah yang mengatur ketika saya mulai merantau tidak punya harapan dan keinginan  ingin jadi ini ingin jadi itu. Yang terpenting keluar dari desa mengembangkan ilmu yang saya dapat dari sekolah dan pondok sesuai dengan nasehat ayah saya . Ya diangkat jadi guru P3K ini juga berkah bagi saya “, aku Abdul Basith yang kini punya gelar Sarjana Pendidikan Islam .

Ia menambahkan merantau keluar dari desa ia hanya berbekal ijazah Madrasah Aliyah Jungpasir Demak,  sedangkan MTsnya ia bersekolah di MTs Karangaji. Sedangkan mondoknya di pondok Jungpasir Demak yang di asuh KH. Fauzi Noor. Selain itu ia juga tabarukan di ponpes asuhan KH. Abi Jamroh dan KH. Mahyan. Selain itu ia juga menjalankan puasa Dalail.

“ Mungkin berkah dari orang tua dan guru guru saya dululah yang membuat saya seperti ini. Mungkin kalau masih di kampung halaman tidak ada lompatan seperti sekarang . Sehingga semua saya syukuri selain pekerjaan sudah ada juga bisa mengembangkan pendidikan Islam disini yang memang masih butuh sentuhan agar lebih baik”, tambah Abdul Basith.

Abdul Basith menambahkan dalam mengembangkan Yayasan Al Mustafawiyyah ini ia berterima kasih kepada warga setempat utamanya Kepala Desa yang memberikan tanah desa yang cukup luas . Di atas tanah ini berdiri gedung gedung TPQ,RA dan MI dan Majlis Taklim. Ke depannya jika akan dikembangkan sebagai Pondok Pesantren juga masih muat tanahnya.

Dari semua itu menurut Abdul Basith kunci suksesnya adalah mau belajar agama Islam atau mengaji . Sehingga belajar atau mengaji tidak harus punya target ingin jadi apa atau mendapatkan apa . Semua itu Allahlah yang mengatur sehingga jika ada niat belajar atau mengaji harus tekun menjalaninya.

“ Sejak awal saya merantau meninggalkan kampung halaman tidak ada niat mencari materi sehingga ibarat hidup seperti air mengalir. Alhamdulillah di sini hidup serba kecukupan selain dari mengajar juga ada penghasilan dari kebun sawit . Selain itu dua tahun lalu juga sudah pulang kampung . Di sini masih komunikasi lancar dengan teman teman semua “, kata Abdul Basith

Itulah sekelumit kisah salah satu perantau asal Demak yang kini hidup di Riau daratan . Dengan bekal ilmu agamanya yang didapatkan ketika di kampung halaman sangat berguna ketika di perantauan. Dengan bekal ijazah MA ia kini sudah berpendidikan Sarjana selain itu berkat ketekunannya mengabdi di dunia pendidikan kini diangkat sebagai guru P3K . Selain itu juga mengembangkan Yayasan Pendidikan Islam dan juga menekuni usaha sebagai petani kelapa sawit disela sela mengajar. ( Pak Muin )