Jepara – Hampir semua desa di Jawa Tengah mempunyai tokoh sentral atau orang yang di hormati atau di pepundi. Sehingga sampai akhir hayatnya nama serta makamnya terus dikenang dan sering disebut punden. Setiap tahun sekali ad acara ritual kirim do’a yang disebut haul.

Tak ketinggalan juga desa Surodadi kecamatan Kedung juga mempunyai tokoh lama yang masih terus diingat perjuangannya. Salah satunya adalah Mbah Berasan yang nama aslinya Abdul Wahab .

Mengapa disebut Berasan karena jaman hidupnya dulu Mbah Abdul Wahab adalah pedagang beras. Mengapa di hormati oleh warga desa Surodadi belum ada cerita yang pasti. Namun dari cerita tutur Masyarakat sekitar Mbah Berasan ketika hidup pernah di begal atau dirampok ketika membawa dagangan beras . Adapun sang begal namanya Mbah Brengos sehingga berasnya kocar kacir.
Dari cerita itu bisa dipastikan Mbah Berasan adalah orang yang baik .

Sehingga ketika  meninggal dulu orang tetap mengenangnya dan Makamnya sampai sekarang masih ada. Di waktu waktu tertentu makam ini ada yang menziarahi tidak hanya warga desa Surodadi juga warga desa yang lainnya.

Kabarseputarmuria mencoba menelusuri letak Makam Mbah Berasan. Di dalam map sudah ada yang menandai sehingga orang bisa langsung menuju ke makam ini via google map. Namun sayangnya karena makam ini ditengah area persawahan maka jalan menuju ke makam ini masih sulit untuk di tempuh.

Makam Mbah berasan ini letaknya dekat dengan Bendung Sekrasak desa Surodadi  . Sesampainya di bendung ini peziarah bisa berjalan kaki ,naik sepeda atau sepeda motor mendekatari  makam. Karena di tengah persawahan dan tidak ada jalan khusus maka kita harus melalui sawah.

“ Kalau kemarau seperti ini ya mudah jalannya ,tapi kalau musim penghujan sulit karena makamnya di Tengah sawah jalannya lewat tanggul dan ada yang belum beton dan sehingga jika hujan bletok “, kata Mbah Ghofur warga desa Surodadi pada kabarseputarmuria Selasa 29/8/2023

Mbah Gufron mengatakan makam mbah Berasan sudah ada ketika ia masih kecil. Sering diziarahi setiap ada warga yang punya hajat tertentu mereka datang berdo’a bersama di makam ini. Sambil berdo’a mereka membawa makanan berupa ingkung ayam dan dan janganan serta nasi yang kemudian di makan bersama sama.

Hal sama dikatakan mbah Kholifah warga desa Kalianyar kecamatan Kedung, ia juga pernah berziarah ke makam mbah berasan. Ketika itu anaknya sakit yang tidak sembuh sembuh akhirnya ia membawa anaknya ke makam mbah berasan untuk berdoa bersama. Ia disertai seorang kyai berdoa bersama dan selametan di makam itu dan setelahnya anaknya tiba tiba sembuh.

” Saya sudah beberapa kali ziarah ke sana meski tidak warga desa Surodadi. Ya itu pernah membuktikan ketika anaknya saya sakit tak ajak ziarah ke sana .Alhamdulillah atas ijin Allah SWT anak saya sembuh “, cerita mbah Kholifah .( Muin )