Pati – Pemerintah Kabupaten Pati menyikapi sejumlah formasi kepala sekolah dasar di Kabupaten Pati mengalami kekosongan, program guru penggerak diharapkan menjadi solusi untuk mengatasi kekosongan tersebut.
Hal itu diungkapkan Penjabat Bupati Pati Henggar Budi Anggoro saat memberikan pemaparan terkait percepatan merdeka belajar.
Henggar mengakui bahwa saat ini di Kabupaten Pati memang sedang terjadi kekurangan kepala sekolah (Kepsek), untuk itu pihaknya selalu terjun ke lapangan untuk memberikan pendampingan-pendampingan guna terus memberikan peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar.
“Dapat kami sampaikan bahwa saat ini memang di Kabupaten Pati banyak kekurangannya. Sehingga kita yang berada di Dinas Pendidikan baik kabupaten, provinsi maupun pusat, sama-sama terjun ke lapangan, dalam rangka untuk senantiasa meningkatkan proses belajar mengajar yang ada di Kabupaten Pati”, sebut Henggar, di Ruang Joyokusumo Setda Pati, Selasa pagi (4/7).
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pati Paryanto mengatakan bahwa hingga bulan Mei 2023 terdapat 55 kursi kepala sekolah negeri yang kosong. Dirinya berharap dengan lulusnya guru penggerak tersebut dapat mengisi kekurangan yang ada.
“Kami akan coba prioritaskan untuk guru penggerak yang sudah lulus atau calon guru penggerak untuk ditempatkan sebagai kepala sekolah”, kata Paryanto
Sementara itu, Direktur Guru PAUD dan Dikmas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemenristekdikti) Santi Ambarrukmi berharap kelulusan guru penggerak angkatan ke-5 ini dapat mengisi kekosongan kursi kepala sekolah.
“Kami berharap ada pemanfaatan secara betul bahwa guru penggerak dapat memimpin di sekolah seperti tujuan awal program tersebut dibentuk”, katanya.
Santi Ambarrukmi menambahkan, sebagai agen perubahan untuk menyongsong pelaksanaan kurikulum merdeka belajar ini, peran guru penggerak sebagai kepala sekolah akan sangat vital.
“Guru penggerak di Kabupaten Pati menjadi penting untuk transformasi pendidikan yang serba cepat ini. Sehingga perlu ada orang orang yang melihat untuk jangka panjang ke depan terkait pendidikan”, pungkasnya. (Agus)