Lapak Solihin di perempatan Tumpi Brambang Karangawen Demak

Demak – Bagi Solihin (37) warga Dukuh Cabean Lor RT 04 RW 07 Desa Sidorejo, Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak disabilitas bukan halangan untuk tetap berkarya dan rajin bekerja. Meskipun mempunyai kekurangan fisik namun ia tak mau mengharap belas kasihan orang lain. Dua tangan yang harus diamputasi karena kecelakaan listrik 10 tahun yang lalu tak menghalanginya untuk bekerja menghidupi dirinya sendiri.

Berbagai pekerjaan pernah ia jalani untuk menyambung hidupnya mulai dari berjualan pulsa, persewaan play station , cetak foto dan juga menjual barang-barang secara online dan offline. Kini pekerjaan yang ditekuninya adalah membuka lapak pinggir jalan menjual masker, mainan anak anak , STB TV dan barang kebutuhan rumah tangga lainnya. Semua itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri tanpa merepotkan orang lain terutama kedua orangtuanya.

Tempat mangkalnya di perempatan Tumpi Brambang, Desa Brambang, Kecamatan Karangawen buka setiap hari .Sedangkan Minggu malam ia membuka lapak di pasar malam yang tempatnya tidak jauh dari perempatan Tumpi dan digelar seminggu sekali.

“ Penghasilan kotor tidak tentu mas jika ramai sehari bisa dapat Rp1 juta, namun jika sepi atau sedang hujan ya kurang . Jika dirata-rata ya sekitar Rp 400 ribu . Ya Alhamdulillah berapapun rezeki yang saya dapat saya selalu bersyukur, “ kata Solikhin, Senin (16/1/2023).

Solihin di depan papanya perempatan Tumpi Brambang Karangawen

Dulu sebelum nglapak keluar dari rumah ia menpunyai usaha yang cukup prospektif yaitu persewaan play station, jualan pulsa dan cetak foto . Dengan kemajuan teknologi smart phone play station lama-lama tak ada penggemarnya karena anak-anak berpindah game di HP android. Begitu juga jualan pulsa tak laku lagi. Apalagi peralatan untuk cetak foto juga rusak sehingga usahanya di rumah gulung tikar.

” Pernah pula menjualkan produk teman berupa aneka jenis kopi mulai dari Kopi Lampung, Kopi hitam Rinjani Lombok dan juga kopi sachet. Belum lama berjualan covid datang sehingga usaha gulung tikar dan ganti jualan aneka masker”, tambah Solikhin .

Disaat covid merebak penjualan masker ya laku keras hanya berjualan masker hasilnya cukup lumayan.Namun semenjak pelonggaran penjualan masker turun drastis kini ia menambah dagangan berupa aneka mainan anak anak.Selain kebutuhan rumah tangga yang viral seperti STB untuk televisi.

” Untuk mainan yang viral saat ini lato lato saya sudah habis 400 lato lato yang saya jual eceran seharga Rp 6.000. Untuk STB saya jualan ketika harga mulai turun saat ini STB saya jual seharga Rp 200 ribuan

Berjualan di pinggir jalan banyak pengalaman yang didapat pernah baru buka hujan lebat seharian sehingga tak ada hasil.Pernah juga seharian hanya dapat kotor Rp 15 ribu namun sehari juga pernah dapat lebih 1 juta. Intinya jualan apa saja harus di tekuni sungguh sungguh dan tidak patah semangat. Modal kecil tak apa apa proses akan berjalan dan menjadi besar perlahan lahan .( Pak Muin )