Demak – Kabupaten Demak mendapatkan penghargaan dari Kementerian Teknologi dan Informatika (Kominfo) RI atas implementasi program smart city terbaik kategori smart living dalam seminar dan pameran gerakan menuju smart city yang diadakan di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis pekan lalu.
Penghargaan diserahkan oleh pejabat kemenkominfo RI diterima langsung oleh Bupati Demak Eisti’anah. Turut mendampingi ka dinas kominfo Demak Endah Cahyarini.
Bupati Demak Eisti’anah menyampaikan bahwa membangun smart city memerlukan waktu yang panjang bahkan dalam masterplan sampai tahun 2030. Perlu adanya dukungan semua stakeholder, pembiayaan yang memadai dan keikutsertaan masyarakat.
“Penghargaan ini menjadi motivasi khusus bagi kami. Terima kasih untuk semua. Semoga Penghargaan ini menjadi momentum untuk menjadikan Demak lebih maju dan sejahtera. Sekali lagi mari kita terus bergiat semoga CME dapat memberikan spirit,” katanya.
Sementara Kepala Dinkominfo Demak Endah Cahya Rini, menyampaikan bahwa era disrupsi jadi momentum untuk membangun interaksi yang lebih produktif. CME merupakan ikhtiar agar layanan kesehatan, khusus ibu hamil dapat tertangani.
“Kami berharap optimalisasi IT menjadi jalan keluar sekaligus memberi nilai tambah,” ungkapnya, Senin (5/12/22).
Cengkraman Mata Elang
Kepala Puskesmas Bonang II Indah Kusumawati yang juga sebagai inisiator adanya smart living tersebut menyampaikan bahwa, CME (Cengkraman Mata Elang) merupakan suatu inovasi yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
“Jadi memang dari awal puskesmas ini didirikan itu setiap tahun pasti menyumbangkan angka kematian ibu dan bayi, padahal angka kematian ibu dan bayi itu merupakan tolak ukur suatu kepemerintahan,” katanya.
Lebih lanjut, dengan adanya hal tersebut pihaknya melakukan suatu inovasi untuk mempercepat menyelesaikan masalah, dengan berkoordinasi dengan kepala desa, pihaknya membentuk kader satu orang per RW yang diambil dari kader posyandu yang bisa memantau ibu hamil dan bayi.
“CME tersebut merupakan hasil dari analisa akar masalah yang saya kumpulkan, ternyata tingginya angka kematian ibu dan bayi di Kecamatan Bonang, karena banyak ibu hamil yang tidak terdeteksi di awal, jadi tau-tau dia sudah akan melahirkan padahal dia mempunyai resiko tinggi. Dan ini kan yang akhirnya mengakibatkan kematian ibu dan bayi,” terangnya.
Selanjutnya, ia mengungkapkan bahwa inovasi CME dimulai pada tahun 2017 yang pelaporannya masih menggunakan aplikasi Whatsapp. Tahun 2019 baru mulai ada aplikasi CME dan menjadi aplikasi inovasi daerah.
“Pada tahun 2019 lalu Kabupaten Demak menjadi 100 Kabupaten Kota pitar se-Indonesia. Dengan keberhasilan CME tersebut pada tahun itu juga dibantu oleh Kominfo untuk dibuatkan aplikasi Cengkraman Mata Elang (CME),”jelasnya.