Surabaya – Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University yang juga mantan Menteri kelautan dan perikanan RI, Prof Rokhmin Dahuri memberikan orasi ilmiah pada acara Wisuda Sarjana periode 104 Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang berlangsung di kampus Unesa, Kamis (17/11/2022).

Pada kesempatan itu, Rokhmin Dahuri yang juga Guru Besar Kehormatan Mokpo National University dan Guru Besar Emiritus Shinhan University, Korea Selatan itu memberikan pembekalan dan paparan ilmiah bertema “Lulusan Yang Tangguh, Adaptif, dan Beriman-Taqwa: Kunci Sukses Kehidupan di Era Ketidakpastian Global”.

Menurutnya, selain kondisi dan status pembangunan sekarang (existing development status), Peta Jalan Pembangunan Bangsa juga mesti mempertimbangkan potensi dan permasalahan pembangunan bangsa, dan dinamika peradaban global.

“Pemahaman mengenai segenap informasi pembangunan bangsa dan dinamika peradaban gobal tersebut dapat dijadikan dasar bagi para alumni UNESA untuk mengidentifikasi dan memetakan kebutuhan pembangunan, jenis pekerjaan (profesi), karakteristik atau profil SDM (Sumber Daya Manusia), inovasi, dan informasi yang dibutuhkan untuk masa kini dan masa depan,” ujarnya.

Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) itu menerangkan bahwa kecenderungan global saat ini yakni jumlah penduduk dunia yang terus bertambah, Industri 4.0 (Revolusi Industri Keempat) yang melahirkan inovasi teknologi dan non- teknologi baru, perbubahan iklim Global (Global Climate Change), ketegangan geopolitik yang menjurus ke perang fisik (militer) seperti yang terjadi antara Rusia vs Ukraina, dan Post-truth atau Paska Kebenaran mengakibatkan kehidupan dunia bersifat VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, and Ambiguous), bergejolak, tidak menentu, rumit, dan membingungkan (Radjou and Prabhu, 2015).

“Oleh sebab itu, sistem dan lembaga Pendidikan Tinggi harus mampu mendesain dan memberikan kapasitas kepada para mahasiswa nya dan bangsa Indonesia yang dapat mengelola atau mengatasi fenomena VUCA tersebut,” katanya.

Prof Rokhmin berharap status dan tantangan pembangunan bangsa Indonesia, modal dasar pembangunan Indonesia, dinamika peradaban global, dan peta jalan pembangunan menuju Indonesia Emas yang dipaparkannya memberikan wawasan dan bekal bagi kita, terutama para wisudawan dan wisudawati untuk memperkirakan dan menentukan jenis-jenis IPTEK, keahilan, profesi, dan profil (karakter) SDM (lulusan Peguruan Tinggi) yang dibutuhkan saat ini dan di masa depan (abad-21).

Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2019-2024 itu menyebut ada 12 (duabelas) kelompok IPTEK dan keahlian yang dibutuhkan di abad-21 ini yakni;  Pertama, berbagai jenis IPTEK yang terkait dengan teknologi dan manajemen untuk memproduksi semua jenis produk dan jasa untuk memenuhi 5 kebutuhan dasar manusia secara produktif, efisien, berdaya saing, inklusif (berkeadilan), ramah lingkungan dan berkelanjutan (sustainable).

Kedua, yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier manusia.  Kebutuhan sekunder antar lain berupa: kelengkapan dan peralatan rumah tangga serta dapur (mebeler, kitchen set, AC, dan TV); HP (telepon genggam), komputer, sepeda motor, mobil, kapal laut, dan pesawat udara.  Adapun kebutuhan tersier antara lain mencakup: perawatan kebugaran (wellness), kecantikan, rekreasi, pariwisata, dan ‘medsos’.

Ketiga, yang terkait dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan laut, bandara, air bersih, bendungan, jaringan irigasi, jaringan listrik, jaringan pipa gas, dan kabel di bawah laut. Keempat, yang terkait dengan transportasi, komunikasi, dan konektivitas digital.  Kelima, yang terkait dengan aspek HANKAM (Pertahahan dan Keamanan) termasuk industri pertahanan. Keenam, yang terkait dengan eksplorasi, eksploitasi (produksi), pengolahan, transprotasi, dan distribusi berbagai jenis mineral dan bahan tambang dan galian.

Ketujuh, yang terkait dengan eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, transportasi, dan distribusi beragam jenis energi. Kedelapan, yang terkait dengan teknologi dan manajemen lingkungan supaya pembangunan ekonomi dapat berlangsung secara berkelanjutan.  Kesembilan, yang terkait dengan mitigasi dan adaptasi terhadap Perubahan Iklim (Global Climate Change), gempa bumi, tsunami, bencana hidrometri (seperti banjir, eosi, dan longsor), badai, dan bencana alam lainnya.

Kesepuluh, terkiait dengan beragam jenis teknologi yang lahir di era Industry 4.0 sejak awal abad-21 ini sebagaimana telah saya uraikan diatas.  Yakni: IoT, AI, Blockchain, Cloud Computing, Robotics, semikonduktor, chips, Nanoteknologi, dan Bioteknologi.  Kesebelas,  yang terkait dengan manajemen pembangunan ekonomi, investasi, bisnis, dan perdagangan. Keduabelas, yang terkait dengan ilmu-ilmu dasar yang dibutuhkan sepanjang masa, termasuk untuk mendukung pengembangan kesebelas kluster IPTEK diatas.

Adapun profil alumni PT yang dibutuhkan di abad-21 yang penuh dengan ketidakpastian, Prof Rokhmin menyebut adalah mereka yang memiliki 8 karakter (ciri) berikut.  Pertama adalah kompeten pada bidang IPTEK (PRODI) yang ditempuh selama kuliahnya.  Kedua, memiliki kemampuan analisis, sintesis, kritis, kreatif, inovatif, dan problem solving (memecahkan masalah).

Ketiga, menguasai dan terampil menggunakan teknologi digital termasuk komputer, HP, dan gadget lainnya.  Keempat, memiliki soft skills seperti dapat memelihara dan memompa motivasi diri, adaptive (cepat belajar dan menyesuaikan diri dengan hal baru), agile (gesit, cekatan), bisa bekerjasama, teamwork, disiplin, entrepreneurship, dan leadership.

Kelima,  menguasai sedikitnya satu bahasa asing seperti Inggris, Arab, atau Mandarin.  Keenam, berakhlak mulia termasuk jujur, amanah, fathonah (cerdas dan visioner), tabligh, berempati, menyayangi sesama makhluk Tuhan YME, sabar, dan bersyukur.

Dan, ketujuh adalah beriman dan taqwa kepada Tuhan YME menurut agama masing-masing.  Lebih dari itu, dia menghormati pemeluk agama lain, dan senang hidup harmonis penuh kedamaian dengan sesama insan, tanpa memandang suku, agama, dan latar belakang primordial lainnya.

“Iman dan taqwa kepada Allah SWT, Tuhan yang menciptakan kita manusia dan alam semesta, ini sangat penting supaya kita terus istiqomah mengerjakan kebajikan, menuntut dan mengamalkan IPTEK, menolong orang-orang yang membutuhkan pertolongan, merawat lingkungan hidup, dan amal saleh lainnya,” jelasnya.

Terakhir, Prof Rokhmin memberikan pesan kepada para wisudawan harus terus membaca dan belajar tentang IPTEKS baru.  “Karena, belajar dan menuntut ilmu itu sejatinya harus “dari sejak kita lahir hingga sebelum wafat” (Hadits).  “Long-life Education”,”