Jayadi Warga desa Kedungmutih Demak 4 Tahun bekerja sebagai Sopir di “Hafil” Makkah
Demak – Bagi Jayadi warga desa Kedungmutih RT 06 RW 01 kecamatan Wedung bekerja adalah hal yang harus di dijalani untuk memberikan nafkah keluarga. Tidak harus di negeri sendiri demi menghidupi keluarganya ia rela meninggalkan negara Indonesia demi keberlangsungan keluarga. Selama 4 tahun ini ia bekerja menjadi sopir di Saudi Arabia dan karena kontraknya telah habis ia kembali ke Indonesia sekitar 3 bulan.
Pria beranak 2 ini tidak pilih pilih dalam bekerja apapun pekerjaan dijalani . Sebelum bekerja menjadi sopir di perusahaan Hafil Makkah ia bersama istrinya juga pernah menjadi sopir pribadi di Saudi Arabia sedangkan istrinya sebagai asisten rumah tangga. Itu semua ia jalabni dengan senang hati demi kelancaran ekonomi keluarganya.
“ Kalau bekerja di Saudi saya hitung mungkin ada 10 tahun lebih . Tetapi yang khusus nyopir di perusahaan ya yang terakhir ini yaitu 4 tahun. Saya khusus antar jemput jamaah umroh dan Haji dari Makkah ke Madinah atau sebaliknya . Setiap hari antar jemput dari Hotel ke hotel Makkah – Madinah PP “, kata Jayadi .
Ketertarikannya bekerja sebagai sopir di Saudi selain ia sudah pernah bekerja di sana . Gaji yang ditawarkan juga lumayan besar untuk kurs indonesia sekitar Rp 6 juta . Ketika itu ia hanya kerja sopir caerteran sesekali mocok ngompreng bis mini jurusan Semarang – Jepara. Ketika ada lowongan iapun minta ijin istrinya dan anak-anaknya dan akhirnya semua mengijinkan . Iapun mengikuti seleksi di Jakarta.
“ Pada waktu itu yang daftar sekitar 500 orang sedangkan visa hanya 50 orang saja. Nah disitulah ujian dilaksanakan selain keahlian nyopir penguasaan bahasa juga di uji. Alhamdulillah lewat seleksi yang ketat saya berhasil lolos sehingga berangkat ke Saudi sebagai sopir di perusahaan Hafil “, ujar Jayadi.
Kontrak pertama selama 2 tahun ia jalani dengan lancar . Tugas dari perusahaan yaitu antar jemput jamaah Umroh dan haji dari berbagai negara. Misalnya mengantar jamaah dari negara Irak , India , Turkey dan kadang kadang juga jamaah dari Indonesia. Selama perjalanan banyak suka duka yang ia hadapi. Kadang ada rombongan yang suka ngatur sopir namun kadang ketemu jamaah yang tertip dan sopan .
“ Ya kalau saya rasakan jamaah dari Indonesia biasanya tertib dan sopan . Sehingga teman-teman sopir dari negera lain sering memuji kebaikan jamaah dari Indonesia. Selain tidak rewel banyak pula yang memberikan tips . jadi selain gaji tetap dari perusahaan kadang kita dapat penghasilan dari uang tips sepanjang perjalanan “, kata jayadi lagi.
Sehingga meskipun ia digaji perusahaan sekitar Rp 6 juta rupiah kadang ia dapat tips tips yang dikumpulkan sehingga jika di hitung semua gaji kotornya bisa Rp 7-8 juta . Sedangkan untuk biasa makan di Makkah memang mahal yaitu sekitar separuh dari gaji yang ia terima. Sisa dari gaji tersebut kemudian ia kirimkan ke keluarganya di Indonesia via transfer setiap bulannya. Untuk mes atau tempat tidur sudah disediakan perusahaan.
Jayadi menambahkan prospek kerja sopir di Saudi Arabia masih terbuka lebar bagi yang ingin kerja sopir di sana bisa cari lowongan atau info pengerah tenagah kerja ke luar negeri. Oleh karena itu jika benar benar niat ia menyarankan untuk betul betul menguasai setir mobil selain itu juga belajar bahasa arab. Dengan latihan yang sungguh ia yakin yang betul niat akan lolos dan bisa bekerja di sana.
Sebenarnya ia ingin menambah kontrak lagi sekali namun karena kesehatan yang tidak memungkinkan iapun mengakhiri masa kontraknya dan pulang ketemu keluarga. Di Indonesia ini ia kembali bekerja sebagai sopir carteran dan juga membantu istrinya yang berjualan di pasar. Jika ada yang berminat menjadi sopir ke Saudi ia bersedia menyampaikan pengalaman pengalaman di sana untuk pembelajaran teman teman agar lancar kerja di sana. (Fatkh.M)