Jepara – Salah satu jajanan khas yang kerap hadir saat Lebaran yakni arbanat atau harum manis. Desa Kesambi di Kecamatan Pucuk dikenal sebagai desa harum manis karena mayoritas warganya pembuat jajanan tersebut.
Selain itu, harum manis juga kerap disebut rambut nenek karena bentuknya yang menyerupai rambut. Warga di desa tersebut membuat jajanan itu secara turun temurun.
“Disebut rambut nenek karena bentuknya yang putih dan mirip uban nenek-nenek,” kata Salah seorang pembuat harum manis dari Desa Kesambi, Kholik.
Harum manis merupakan jajanan berbahan dasar gula yang berbentuk serabut. Biasanya, jajanan tersebut kerap diminati anak-anak.
Kholik atau yang akrab disapa Bang Thoyib mengaku, kalau pada hari-hari biasa ia hanya menghabiskan 50 kg gula. Sedangkan di Bulan Ramadhan ini bisa meningkat 3 kali lipat.
Harum manis yang diproduksi warga Kesambi berbeda dengan yang biasanya dijual keliling. Harum manis dari Kesambi menggunakan wadah toples atau plastik dengan aneka macam rasa. Di antaranya rasa melon, strawberry, bubble gum dan rasa-rasa lainnya.
Seiring dengan perkembangan teknologi, harum manis dari Kesambi saat ini tidak hanya bisa dinikmati warga desa setempat. Kini Harum Manis Kesambi telah sampai ke sejumlah daerah di Indonesia dan juga luar negeri.
“Kami biasanya kirim ke Surabaya, Jakarta, Gresik dan juga Bali. Kalau untuk luar negeri, kami mengirimkan harum manis ini ke Arab Saudi, Brunei dan juga Malaysia. Kalau untuk daerah Lamongan biasanya ada yang ambil sendiri ke sini,” imbuh Bang Thoyib.
Salah seorang pembeli harum manis, Sri Lidianto yang datang langsung ke Kesambi mengaku sengaja datang langsung agar bisa mendapatkan harga yang lebih bersahabat.
Harum manis Kesambi, menurut Anto, berbeda dengan yang lainnya karena rasanya lebih manis, gurih dan enak. Anto hanya membayar Rp 45 ribu/kg.
“Saya ke sini karena akan saya jual kembali. Harga lebih murah dan langsung ke produsennya,” pungkas Anto.
Sumber : Detik.com