Oleh : Wahid Nur Iko
Di era modern saat ini, internet menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat untuk mempermudah segala aktivitas dan pembangunan suatu daerah. Sayangnya, belum semua masyarakat dan daerah mendapatkan akses internet yang memadai, misalnya Kawasan Timur Indonesia.
Kehadiran Internet Service Provider (ISP) di Kawasan Timur Indonesia sudah sangat dinantikan sejak lama. Hal itu untuk mendongkrak Indeks Pembangunan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) agar sejajar dengan provinsi lain di Indonesia.
IP-TIK atau ICT Development Index merupakan suatu indikator untuk memantau perkembangan suatu wilayah menuju masyarakat informasi.
Papua sebagai provinsi paling timur di Indonesia, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), indeks IP-TIK tercatat paling rendah selama 3 tahun berturut-turut dibandingkan 33 provinsi lain di Tanah Air. Tahun 2017, IP-TIK di Papua sebesar 3,50, kemudian mengalami penurunan pada tahun 2018 sebesar 3,30. Pada tahun 2019, mengalami kenaikan tipis menjadi 3,33.
Di antara sub-indeks pembentuk indek IP-TIK di Papua, sub-indeks penggunaan mendapatkan angka terendah. Sub-indeks tertinggi berada pada sub-indeks keahlian sebesar 4,79, diikuti sub-indeks akses dan infrastruktur sebesar 3,82 dan sub-indeks penggunaan sebesar 2,1.
Untuk diketahui, sub-indeks penggunaan ini terdiri dari persentase penduduk yang menggunakan internet, penggunaan fixed broadband internet per 100 penduduk dan pelanggan mobile broadband internet aktif per 100 penduduk.
Penetrasi internet ke rumah tangga di Papua sesungguhnya terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, meski masih kalah dibandingkan provinsi lainnya.
Proporsi Rumah Tangga dalam Akses Internet
Mengutip data BPS, pada tahun 2016, proporsi rumah tangga yang pernah mengakses internet kurang lebih 19,26 persen dan meningkat menjadi 27,33 persen di tahun 2017. Di tahun 2018 penetrasi internet ke rumah tangga bertambah menjadi 29,50 persen. Hingga di tahun 2019, proporsi rumah tangga yang pernah mengakses internet sudah mencapai 31,31 persen. Jumlah rumah tangga di Papua pada tahun 2019 tercatat sebanyak 784.718.
Di sisi yang lain, persentase penduduk usia 5 tahun ke atas yang pernah mengakses internet pada tahun 2019 di Provinsi Papua kurang lebih baru sebanyak 21,70 persen. Dengan jumlah penduduk usia 5 tahun ke atas sebanyak 3 juta jiwa, kurang lebih 650 ribuan jiwa yang merasakan kehadiran internet.
Di sinilah peran internet service provider (ISP) khususnya penyedia layanan fixed broadband yang bersedia hadir di Bumi Cendrawasih ini, sangat membantu upaya pemerataan akses internet di seluruh penjuru negeri.
Bila dipandang dari pembangunan TIK dan ketimpangan pendapatan, maka terlihat bahwa dua provinsi di bagian paling timur Indonesia, yakni Papua dan Papua Barat, masuk dalam kelompok provinsi dengan pembangunan TIK rendah dengan ketimpangan pendapatan (gini ratio) yang besar.
Akses Internet Buka Kesempatan Belajar dan Berkreasi
Mendorong percepatan kehadiran internet di kedua provinsi ini akan mengatasi persoalan rendahnya akses internet (connectivity) tersebut. Di sisi lain, kehadiran internet akan membuka kesempatan belajar dan menumbuhkan kreativitas (creativity) pada generasi muda di Papua dan Papua Barat.
Hal ini seyogianya tidak hanya menunggu kemampuan pemerintah semata, tapi juga menggerakan para provider sebagai sebuah tanggung jawab (charity) untuk ikut berperan aktif mewujudkan pemerataan infrastruktur internet di daerah terutama di Kawasan Timur Indonesia.
Tumbuhnya kreativitas penduduk tentu memberikan peluang tumbuhnya wirausaha-wirausaha muda di Papua dan Papua Barat yang pada akhirnya akan semakin meningkatkan kesejahteraan sosial penduduk.
Telkom Hadirkan IndiHome Wonderful Papua
Sebagai perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia, Telkom melalui IndiHome terus menggaungkan digitalisasi di Kawasan Timur Indonesia. Salah satunya melalui program IndiHome Wonderful Papua.
Program ini diharapkan dapat memberikan dorongan yang luar biasa terhadap aktivitas, kreativitas, dan produktivitas sehingga akan terwujud percepatan pemberdayaan masyarakat Bumi Cenderawasih.
Meski belum menjangkau seluruh kabupaten atau kota di Papua dan Papua Barat, namun program IndiHome Wonderful Papua yang diawali dengan memperkenalkan 10 Wifi Corner (WiCo) di Merauke, Wamena, Mimika, Raja Ampat, Sorong, dan Manokwari adalah sebuah langkah yang pantas diapresiasi.
Adanya Wifi Corner di Papua akan berperan besar dalam rangka mendorong pemerataan akses internet di seluruh Indonesia, sehingga masyarakat Papua juga bisa merasakan kelancaran dan kenyamanan berinternet seperti kota-kota besar di luar Pulau Papua.
Apa yang telah dilakukan salah satu provider fixed broadband ini di tanah Papua ini diharapkan akan juga men-trigger provider lain untuk hadir di Kawasan Timur Indonesia. Sehingga Papua, Papua Barat dan sejumlah daerah di Timur Indonesia bisa memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang seperti daerah lainnya.