Semarang – Impian dan cita-cita generasi muda lintas generasi di Wonolopo, Mijen, Kota Semarang untuk mendirikan sebuah wadah paguyuban benar-benar terealisasi.
Setelah mengadakan beberapa kali rapat dan menggodok visi dan misi besar paguyuban. Akhirnya pada hari Minggu 27 Februari 2022 paguyuban dengan nama “Ngudi Budaya Pawening”, resmi dilaunching.
Dengan difasilitasi bapak Drs Al. Joko Rakito M.pd pemilik kawasan Pawening Jati sebagai tempat gladi dan basecamp.
Acara tersebut ditandai dengan potong tumpeng dan dibuka langsung oleh Bapak Camat Mijen, dihadiri Ibu Lurah Wonolopo, para budayawan dan seniman nasional (De Jabo, Yunik, Echa Ainun, Alvin) diikuti para pendaftar anggota lintas generasi, sekitar 123 orang dalam 9 bidang kesenian, juga terbentuk 20 orang crew Event Organizer.
Direktur Paguyuban Gus Haidar, dalam sambutanya menyampaikan ucapan terimakasih atas support dan bimbingan dari tokoh-tokoh masyarakat dan selalu minta do’a; semoga Paguyuban ini bisa lancar, sukses, dan menumbuhkembangkan talenta generasi muda di Kecamatan Mijen.
Camat Mijen sangat mengapresiasi berdirinya Paguyuban ini dan memberi nasihat agar tetap eksis dan menjadi wadah perekat dan belajar seni dan kebudayaan di Kecamatan Mijen, serta membentuk masyarakat yang guyub rukun, saling kenal, dan paseduluran sak lawase.
Penasihat Paguyuban di antaranya Prof. Dr. Syamsul Ma’arif, memberikan masukan sudah saatnya para sesepuh, orang tua, dan ibu-ibu dalam rangka memperkenalkan dan merevitalisasi kebudayaan pada generasi muda, menggunakan strategi peninggalan Walisongo.
Pertama, momong (membimbing, ngasuh). Kedua, momor (bergaul), dan ketiga momot (menampung aspirasi dari berbagai kalangan).
Sementara Pak Wawan (Yudi Mahaswanto), De Jabo, dan Pak Malita sangat mendukung kreatifitas anak-anak muda tersebut. Lebih-lebih hal ini selaras dengan pencanangan Wonolopo Kecamatan Mijen sebagai Desa Wisata yang terletak di wilayah tepian Kota Semarang, tentunya mempunyai alasan kuat untuk dijadikan sebagai suatu destinasi yang bernilai.
Di samping suasana alam yang begitu indah, terlihat masih terlihat karakteristik budaya yang masih kental dengan suasana tradisinya.
Walaupun demikian, saat ini mulai sering terdengar adanya banyak keluhan dan keprihatinan akan stagnasi dan tergerusnya kekayaan budaya yang disebabkan oleh masifnya perkembangan teknologi informasi dan modernisasi, sehingga berpengaruh pada rentannya kesadaran dalam mempelajari dan mendalami budaya yang diwariskan oleh para leluhur.
Berdasarkan kenyataan tersebut, para sesepuh dan tokoh masyarakat menganjurkan para pemuda untuk mengambil bagian melalui wadah Paguyuban.
Paguyuban tersebut bervisi untuk belajar, mengekplorasi, dan mencintai kesenian dan kebudayaan berbasis kearifan lokal. Salah satu tujuannya dalam usaha untuk melestarikan budaya-budaya yang ada di Kecamatan Mijen melalui berbagai kegiatan kesenian tradisi. Kegiatan ini menekankan pada aktivitas pembelajaran kebudayaan Jawa melalui berbagai kesenian tradisi, yang dikemas secara modern dengan memanfaatkan manajemen dan teknologi sebagai pendukung.