KUDUS – Bertempatkan di Aula Balai Desa Jepang, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Jepang telah diresmikan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat  Desa (PMD) Kabupaten Kudus, Adhi Sadhono, Sabtu, 20/11/2021.
Proses pendirian BUMDes tersebut berkat kerja bareng Pemerintah Desa Jepang dengan Lembaga Pengabdian dan Pengembangan kepada Masyarakat (LPPM) Institur Teknologi Bandung (ITB) yang memiliki program pengabdian masyarakat pemulihan ekonomi 2021.
Kegiatan pengabdian masyarakat oleh LPPM ITB di Desa Jepang ini dinahkodai oleh Arif Susanto.
Arif Susanto sendiri melihat Desa Jepang sebab tertarik melihat sumber daya, potensi wisata dan produk yang dihasilkan oleh masyarakat.
Dikatakan Budi Handayani, Direktur BUMDes Desa Jepang, bahwa persiapan pendirian BUMDes sudah berlangsung dari Mei hingga November, “proses BUMDes Desa Jepang berlangsung selama enam bulan, dari Juni hingga November, dalam kurun waktu tersebut, kami mendapat berbagi pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh TIM LPPM ITB kepada kami, utamanya pelatihan melek digital,” katanya.
“Dengan dilaunchingnya hari ini harapan besar kami, melalui BUMDes ini, mampu mengenalkan sekaligus memasarkan produk lokal untuk go nasional dan lebih dikenal publik,” papar Direktur BUMDes yang akrab disapa Bunda Yani.
Senada dengan Budi Handayani, Kepala Desa Jepang, Indarto, dalam sambutannya  menyampaikan terima kasih kepada tim LPPM ITB, “terima kasih kepada LPPM ITB, telah mendampingi, secara langsung proses bergulirnya pendirian BUMDes di Desa Jepang,” ucapnya.
BUMDes Desa Jepang ini telah disepakti dari hasil musyawarah desa (musdes) dan terdapat beberapa unit usaha, antara lain, simpan pinjam, pamsimas, pengelolaan sampah, pariwisata, UMKM dan manajemen aset.
Indarto berharap, BUMDes yang diresmikan hari ini tidak layu sebelum berkembang, “artinya, BUMDes ini jangan sampai mati suri, terus belajar untuk mengembangkan untuk lebih baik, meskipun tantangan kedepan banyak, BUMDes harus tetap kokoh. Dan adanya BUMDes di desa, semoga membantu perekonomian di desa dengan segala sumber daya yang ada,” terangnya.
Menanggapi rencana tindak lanjut, Arif Susanto siap mendampingi apa yang dibutuhkan BUMDes Desa Jepang, “apabila kedepan, terdapat problem dalam perjalanan BUMDes, baik administratif administratif atau lainya, kami siap membantu,” tutur Dosen ITB kelahiran Kota Kretek tersebut.
Dalam prosesi pelaunchingan, turut hadir Dinas PMD Kabupaten Kudus, Camat Mejobo dan Kepala Desa se Kecamatan Mejobo, Ikatan Alumni (IA)-ITB  serta organisasi yang ada di Desa Jepang.(Din
KUDUS – Bertempatkan di Aula Balai Desa Jepang, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Jepang telah diresmikan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat  Desa (PMD) Kabupaten Kudus, Adhi Sadhono, Sabtu, 20/11/2021.
Proses pendirian BUMDes tersebut berkat kerja bareng Pemerintah Desa Jepang dengan Lembaga Pengabdian dan Pengembangan kepada Masyarakat (LPPM) Institur Teknologi Bandung (ITB) yang memiliki program pengabdian masyarakat pemulihan ekonomi 2021.
Kegiatan pengabdian masyarakat oleh LPPM ITB di Desa Jepang ini dinahkodai oleh Arif Susanto.
Arif Susanto sendiri melihat Desa Jepang sebab tertarik melihat sumber daya, potensi wisata dan produk yang dihasilkan oleh masyarakat.
Dikatakan Budi Handayani, Direktur BUMDes Desa Jepang, bahwa persiapan pendirian BUMDes sudah berlangsung dari Mei hingga November, “proses BUMDes Desa Jepang berlangsung selama enam bulan, dari Juni hingga November, dalam kurun waktu tersebut, kami mendapat berbagi pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh TIM LPPM ITB kepada kami, utamanya pelatihan melek digital,” katanya.
“Dengan dilaunchingnya hari ini harapan besar kami, melalui BUMDes ini, mampu mengenalkan sekaligus memasarkan produk lokal untuk go nasional dan lebih dikenal publik,” papar Direktur BUMDes yang akrab disapa Bunda Yani.
Senada dengan Budi Handayani, Kepala Desa Jepang, Indarto, dalam sambutannya  menyampaikan terima kasih kepada tim LPPM ITB, “terima kasih kepada LPPM ITB, telah mendampingi, secara langsung proses bergulirnya pendirian BUMDes di Desa Jepang,” ucapnya.
BUMDes Desa Jepang ini telah disepakti dari hasil musyawarah desa (musdes) dan terdapat beberapa unit usaha, antara lain, simpan pinjam, pamsimas, pengelolaan sampah, pariwisata, UMKM dan manajemen aset.
Indarto berharap, BUMDes yang diresmikan hari ini tidak layu sebelum berkembang, “artinya, BUMDes ini jangan sampai mati suri, terus belajar untuk mengembangkan untuk lebih baik, meskipun tantangan kedepan banyak, BUMDes harus tetap kokoh. Dan adanya BUMDes di desa, semoga membantu perekonomian di desa dengan segala sumber daya yang ada,” terangnya.
Menanggapi rencana tindak lanjut, Arif Susanto siap mendampingi apa yang dibutuhkan BUMDes Desa Jepang, “apabila kedepan, terdapat problem dalam perjalanan BUMDes, baik administratif administratif atau lainya, kami siap membantu,” tutur Dosen ITB kelahiran Kota Kretek tersebut.
Dalam prosesi pelaunchingan, turut hadir Dinas PMD Kabupaten Kudus, Camat Mejobo dan Kepala Desa se Kecamatan Mejobo, Ikatan Alumni (IA)-ITB  serta organisasi yang ada di Desa Jepang.(Din)