Demak – Usaha pembuatan mebel dari kayu khususnya untuk dikirim ke pengepul atau pabrik di Jepara masih prospektif dijalankan. Meski pandemic Covid 19 menerpa namun usaha ini masih lancar dan berjalan. Hal itu dikatakan Muhlasin (37) warga desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupataen Demak yang membuka usaha di rumahnya sendiri.
Di tempat kerjanya RT 07 RW 02 Muhlasin dengan ditemani satu tukang setiap harinya mengolah papan kayu jati menjadi kursi mentah untuk dikirim ke pengepul atau suplayer di daerah Jepara. Setia seminggu sekali ia bisa mengirim 30-40 kursi yang ia buat ditemani satu tukang. Usaha yang dijalankan ini sudah tiga tahun lebih dan sebelumnya ia menjadi tukang di tempat lain di Jepara.
“ Saya pernah menjadi tukang ke mana mana , pernah ke luar jawa membuat kusen dan pintu untuk rumah . Pernah kerja membuat kursi borongan untuk containeran di Jepara. Dan terakhir tiga tahun yang lalu saya bisa membuka usaha sendiri menggarap orderan dari suplayer di Jepara “, kata Muhlasin di tempat kerjanya Minggu (5/9).
Muhlasin mengatakan ,untuk membuka usaha sendiri setidaknya butuh modal minimal 20 jutaan untuk membeli peralatan dan juga bahan baku berupa kayu jati. Peralatan yang dibutuhkan ada gergaji mesin , mesin serut, mesin boor dan peralatan lain untuk mempercepat kerja. Sedangkan kayunya membeli di daerah Jepara dengan sistem gelondongan lalu di gergaji menjadi papan papan siap untuk digarap menjadi kursi.
“ Usaha pembuatan mebel ini masih prospektif atau layak untuk dijalankan , hasilnya juga lumayan bagus . Selain bisa membayar tukang dengan sistem borongan masih ada sisa untuk kebutuhan rumah tangga. Masa Covid 19 juga tidak banyak pengaruh permintaan suplayer masih stabil “, tambah Muhlasin.
Muhalsin menambahkan usaha yang ditekuni ini ada kendala yang cukup mengganggu . Berkaitan dengan sulitnya mencari tukang kayu . Dulu ia pernah ditemani tiga tukang kayu sehingga pengiriman kursi perminggunya lumayan banyak. Namun saat ini sulit mencari tukang . Mereka lebih memilih kerja di pabrik yang penghasilannya tetap dan ringan kerjanya. Ini menjadi kendala baginya untuk meningkatkan penghasilan dan produktifitas.
Amin (38) tukang kayu asal desa Ujungpandan kecamatan Welahan kabupaten Jepara mengaku sudah hampir setahun bekerja di tempat pak Muhlasin. Dulunya ia bekerja yang sama di Jepara. Namun karena tempat yang lebih dekat dan upah yang sama iapun pindah tempat dan bergabung. Kerjanya sistem borongan stau kursi diharga Rp 60 ribu. Jika ia bekerja lembur sehari ia bisa menyelesaikan 2 kursi bahkan lebih. Namun jika santai ia bisa mengerjakan 4 kursi dalam 3 hari.
“ Ya kalau mau kerja sungguh sungguh sehari bisa dapat Rp 100 ribu . Namun jika kerjanya samtai ya Rp 75 ribu -80 ribu dapat. Kursi yang dibuat modelnya sama jika bisa membuat satu bisa terus membuat dengan lebih cepat . Saya suka kerja begini daripada pabrik “, tambah Amin sambil mengerjakan kursi yang hampir jadi. (Muin)