Pengusaha rotan tengah mengayam tempat pakaian di desa teluk wetan welahan jepara ( foto : oedy melankolis )
Jepara – Semua jenis usaha apapun semenjak wabah virus corona melanda dunia perekonomian mengalami kelumpuhan.hal itu di rasakan pula oleh pengusah / pengrajin anyaman rotan dari desa teluk wetan kecamatan welahan kabupaten jepara.
Adalah Ali Mashar yang ikut pula merasakan imbasnya.Semula usahanya yang terbilang lancar kini terseok seok oleh virus covid-19 . Bahan baku rotan plastik ia beli dari surabaya dengan harga perkilo @ Rp.30.000.Kemudian ia buat menjadi barang kerajinan.
Dalam usahanya Ali Mashar mempekerjakan 12 orang karyawan.Dengan asumsi perbulan dapat menyelesaikan sekitar 30 set. Barang kerajinan ini selanjutnya di kirim ke PT.Kudos Kudus.
” Adanya covid 19 ini membuat usaha saya terpuruk . Saya sangat mengharap bantuan modal dari dinas terkait mas. Setidaknya ya pemberian pinjaman lunak agar kami dapat melanggengkan usaha ini. Sampai saat ini belum ada bantuan seperti yang diberitakan di media ” kata Ali Mashar.
Usaha anyaman rotan yang memerlukan modal ini memang seharusnya mendapat perhatian pemerintah agar ekonomi kerakyatan di pedesaan ini dapat berkembang dan mengangkat kehidupan mereka ke arah yang lebih baik tentunya campur tangan pemerintah di sini sangat diperlukan.
Kita harus bangga ternyata produksi anyaman rotan produksi desa Teluk Wetan ini di ekspor ke manca negara.Meskipun di produksi di desa namun barang kerajinan selanjutnya diekspor oleh para pemesan ke luar negeri.
” Anyaman tempat pakaian ini kami ekspor ke Amerika mas ” ucap pak Joko ( 59 th ) dari Prambatan Kudus yang Karyawan PT Kudos yang kebetulan tengah menyeleksi kwalitas kontrol pembuatan anyaman ini.
Order pembuatan anyaman rotan dari bahan baku plastik ini kini mulai berangsur mulai berjalan kembali tinggal tambahan modal buat beli bahan baku yang di nanti diharapkan pengrajin.Dengan hilangnya Covid 19 ini membuat usaha kerajinan ini terus berkembamg.( Oedy melankolis ka.biro jpr-kudus )